Kepada Ge,
yang sudah lama meninggalkanku.
Halo, Ge. Lama tak menyuratimu rasa ada yang
kurang hari-hariku. Menjadi abu-abu dan merindu berlipat-lipat. Bukan karena sibuk
atau bagaimana, aku sengaja melakukan itu. Aku ingin lebih membiasakan diri tanpamu.
Maksudku tanpa memikirkanmu. Melupakan. Seperti yang sudah dari dulu kau
lakukan.
Jangan tertawa dulu, Ge. Aku belum gagal. Pun
hari ini aku sengaja menulis surat untukmu. Untuk mengakhiri perasaan yang
tidak lagi sejalan. Kau sudah terlalu jauh berjalan di depanku, meninggalkan
aku dan kenangan-kenangan keparat yang bertebaran di kepalaku. Aku sadar ini
sudah saatnya untuk berhenti. Berbalik badan dan kembali pada kehidupanku
sendiri.
Tapi, sebelum benar-benar pergi, bolehkah aku
mengaku terlebih dahulu, Ge? Agar ruang yang kau sesaki dengan rindu perlahan
menjadi kosong. Agar aku yang selalu padamu dapat menyambut cinta yang baru. Boleh,
ya, Ge. Aku mohon.
Bemula dari pandangan yang salah. Aku menaruh
banyak perhatian padamu. Kau ingat saat tes musik pelajaran kesenian? Ku pikir semenjak
itulah aku mulai senang memandangimu. Seperti lagu yang kau nyanyikan kala itu,
kau berhasil membuatku membuka hati.
Kau mungkin tak sadar betapa senangnya aku
saat tahu bahwa kau menggilai musik. Pandai menyanyi juga bermain gitar. Berkat
itu pula aku berani berbicara padamu. Membicarakan soal musik dan gitar yang
juga kesenanganku. Yang sebenarnya hanya alasan untuk lebih lama dekat denganmu.
Meski pada akhirnya kelulusan memisahkan tanpa
sempat mengaku. Pun memang aku tak beniat mengaku. Satu-satunya yang dapat kulakukan
hanyalah menulis. Seperti sekarang ini.
Ge, adakah satu saja surat-suratku yang kau
baca?
Ge, kau tahu, aku sedikit bingung dengan
kedekatan kita selepas perpisahan dulu. Saling mengabari dan kadang bertemu. Saling
memanggil sayang tetapi tak ada ikatan. Ah, sudahlah. Lupakan sajalah, Ge. Sudah
tak penting lagi. Toh sekarang kau sibuk membahagiakan orang lain.
Selamat tinggal, Ge. Mari tidak bertemu lagi meski
aku yang memaksa. Terus abaikan aku seperti yang selalu kau lakukan.
Aku janji akan berusaha menyembunyikan diri barangkali
waktu mempertemukan. Menyapu kenangan manis yang singkat tapi pekat seperti
ombak pelan pada pantai. Dan—mungkin saat kau membaca surat ini aku sudah
bahagia bersama Ge yang bukan kau.
Tapi, sebelum fajar bertandang esok hari,
bolehkah aku mendengar kau bernyanyi sekali lagi?
Yang merindu tapi tak ingin bertemu.
28.02.2015 #Day30 #30HariMenulisSuratCinta
Sedihnya mi,....makanya move on donk...
BalasHapusRencananya gitu.
HapusOk. Cc-in. Biar seru
BalasHapusBodoamat.
Hapus"...aku sudah bahagia bersama Ge yang bukan kau." :( sedih banget ini.
BalasHapusAku jugak pengen denger si Ge nyanyi.. :(
BalasHapus:'(
Hapus