Aku masih belum tahu apa yang bisa menggantikan kekasihmu di siang yang selalu terik ini. Yang nyaman, selalu ada, mudah dikantungi, juga tentunya cocok berdampingan denganmu.
Kamu memang tidak menetapkan kriteria-kriteria
khusus bak seorang pangeran yang mencari cinta. Kamu hanya butuh ada saja. Tapi
aku menentang itu. Sungguh, kamu harus mendapat yang lebih dari sekedar ada. Kamu
ingat kan, kekasihmu yang terakhir kali. Banyak mau dan tak bisa diam seperti
cacing kepanasan. Dan ujung-ujungnya aku juga yang repot.
Mmm, jadi, selagi aku masih mencari soulmate-mu, bagaimana jika kamu kembali dulu padanya? Bukan pada cacing kepanasan, tapi
pada yang sebelumnya. Yang manis, lembut, juga renyah. Aku sudah tahu bahwa
kamu sangat merindukan dia setiap kali matahari memamerkan puncak sinarnya
seperti hari ini.
Ya.. ya.. aku juga sudah tahu, bahwa kamu
khawatir dengan nasibku jika kembali padanya. Tapi, tak apa. Aku masih sanggup
menahan sakit. Meski tak sebanyak dulu. Tenang saja. Aku sudah menyiapkan
beberapa butir obat di lemari. Hehe.
Bagaimana? Setuju? Setuju sajalah, di luar matahari
sudah semakin terik.
Untuk segelas pop ice rasa vanilla blue yang
merindukan cokelat.
22.02.2015 #Day24 #30HariMenulisSuratCinta
Untuk pop ice aja ditulisin yang puitis kayak gini, gue kapan ya Alloh. :'))
BalasHapusMinta di tulisin begituan dong sama Adi :)
Hapus