Rabu, 18 Februari 2015

Hujan Sudah Turun


Halo.. Ge. Aku datang lagi.

Kau sedang dimana? Rumah? Keluarlah sebentar. Lalu lihat di atas sana. Bukankah langit sore ini tampak muram? Mendung dan angin bertiup kencang. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.

Tidak, Ge, tidak, aku bukannya tak senang hujan turun. Hanya saja sedikit khawatir. Aku takut tak dapat benar-benar melepaskanmu. Kau tahu, hujan selalu mengembalikan kenangan itu. Aku benci tapi aku tak bisa apa-apa.

Oh iya, Ge, sekarang aku menemukan hal yang baru. Bukan cinta, bukan. Aku menemukan cara yang lebih tajam yang dapat melukai lebih dari pisau penjual daging ataupun arit penebas rumbut.

“Melihatmu bersusah payah membahagiakan kekasih, yang bukan aku.”

Woaah, lihatlah, Ge, hujan sudah turun.

Selamat melebur dalam hujan.
18.02.2015 #Day20  #30HariMenulisSuratCinta

7 komentar:

  1. “Melihatmu bersusah payah membahagiakan kekasih, yang bukan aku.”
    Asli dalem banget. Sedih. :'))

    BalasHapus
  2. ibarat kamu memberikan payung ke Ge dan Ge memberikan payungnya ke cewek yang dia suka, bukan ke kamu. Aku jadi sedih :(

    BalasHapus

Mohon kritik, saran, dan kasih sayangnya teman - teman :D