Halo.. Ge. Aku datang lagi.
Kau sedang dimana? Rumah? Keluarlah sebentar. Lalu
lihat di atas sana. Bukankah langit sore ini tampak muram? Mendung dan angin
bertiup kencang. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.
Tidak, Ge, tidak, aku bukannya tak senang hujan
turun. Hanya saja sedikit khawatir. Aku takut tak dapat benar-benar
melepaskanmu. Kau tahu, hujan selalu mengembalikan kenangan itu. Aku benci tapi
aku tak bisa apa-apa.
Oh iya, Ge, sekarang aku menemukan hal yang
baru. Bukan cinta, bukan. Aku menemukan cara yang lebih tajam yang dapat
melukai lebih dari pisau penjual daging ataupun arit penebas rumbut.
“Melihatmu bersusah payah membahagiakan kekasih, yang bukan aku.”
Woaah, lihatlah, Ge, hujan sudah turun.
Selamat melebur dalam hujan.
18.02.2015 #Day20 #30HariMenulisSuratCinta
“Melihatmu bersusah payah membahagiakan kekasih, yang bukan aku.”
BalasHapusAsli dalem banget. Sedih. :'))
terharu :'(
BalasHapus:'(
HapusJangan terlalu menyedihkannya :)
BalasHapusIya, Fik.
Hapusibarat kamu memberikan payung ke Ge dan Ge memberikan payungnya ke cewek yang dia suka, bukan ke kamu. Aku jadi sedih :(
BalasHapusAh.. aku benci kenyataan.
Hapus