Hari ini, tepat 3
minggu gue hidup tanpa smartphone. Handphone pintar yang gue sayangi melebihi
pacar. Yea meskipun gue tahu, temen-temen gue tahu, kalian juga tahu, kalau gue
gak punya pacar.
Pacar gue ini, umm maksudnya handphone gue ini, ‘si
opos’ sedang sakit parah. Sekarang masih dalam perawatan tim service ternama di kota gue dan belum
sadarkan diri. Dokter bilang sulit untuk mengembalikan si opos seperti keadaan
semula. Perlu waktu yang panjang dan sebuah keajaiban dari Tuhan.
Gue ingat betul
saat gejala ‘mati tiba-tiba’ si opos terjadi. Gue sedang asyik bermain game
Clash Of Clans lalu gelap. Mati total. Opos kehabisan nafas. Low batt. Bukan,
zero batt. Gue mengelus dada dan tetep kalem. Lalu mengambil kabel cas, mencolokkannya
pada si opos dan satu ujungnya lagi pada colokkan listrik. Sepuluh menit
kemudian, sembari makan gue hidupkan si opos. Gue tekan dengan lembut tombol turn on. Muncul logo si oppos, loading. Gue lanjut makan. Gue lihat
lagi, ternyata masih tampilan yang sama, logo oppos. Hingga 7529 butir nasi, 2
tempe goreng, dan 2 ekor kepuyu asam pedas bermigrasi dari piring kedalam perut
gue, si opos masih tetap sama. Stuck pada
tampilan logo doang. Gue kenyang dan panik sekaligus.
Si opos menderita
‘LEMBIRU’ stadium akhir. Lempar Beli Baru.