Senin, 30 Maret 2015

NUEL [Chapter 4]

sumber


Langit mendung mengantarkan siang pada petang. Pun gerimis ikut mengiringi laju mobilku menuju sebuah café di pinggir kota yang baru saja buka beberapa hari lalu. Aku dan Dia berjanji bertemu di café bernuansa alam itu. Ia ingin mencicipi rasa kopi dan aku ingin menulis disana.

Sabtu, 21 Maret 2015

NUEL [Chapter 3]

sumber gambar


Berkat sebuah pertemuan yang diatur oleh temanku itu, setiap bangun atau akan tidur selalu ada ucapan manis. Kadang juga pahit, darinya. Seperti “Mimpi indah ya” atau percakapan tak penting via bbm yang berakhir tanpa ucapan selamat malam sama sekali. Pahit, yang kumaksud tadi.

Aku yang biasa dikenal cuek dan introvert berubah menjadi gadis penuh dengan kode. Haha. Sehari saja tak ada kabar darinya, aku menulis personal massage yang berbau kode. Tentunya dengan pikiran matang agar dia tidak kegeeran.

Sabtu, 07 Maret 2015

NUEL [Chapter 2]

instagram: @iszzme


Hari ini aku memposting salah satu tulisanku dalam sebuah blog yang sudah lama kubuat tapi belum berisi apa-apa, atas saran lelaki itu. Siapa tahu dilirik penerbit lalu kau ditawari menerbitkan buku. Menyelami hobi dan dibayar, itu istimewa, ucapnya dengan melontar senyum kepadaku.

Entah hantu apa yang merasuki, aku menanggapi ucapannya. Hari demi hari aku menulis lalu mempostingnya di blog dan mulai terbiasa. Aku memposting satu tulisan dalam seminggu, pada hari sabtu jam lima sore. Sampai hari ini tulisan yang terkumpul di blog—yang masih berdomain gratisan, sudah berjumlah puluhan. 

Hey.. Kau yang membuatku menggilai semua ini, adakah membaca semua tulisanku? Satu atau dua barangkali. Disana. 

------bersambung------


P.S.
Baca juga cerita sebelumnya “NUEL (Chapter 1)” disini.

Minggu, 01 Maret 2015

30 Hari Untuk Masa Lalu



Selamat datang Maret.

Februari sudah habis bersama seseorang yang tak akan lagi saya sebut namanya disini. Tapi, tidak untuk pikirin juga hati. Sesekali. Ya, hanya sesekali.

Februari tahun ini seperti mesin waktu yang mengembalikan saya pada masa lalu. Yang seharusnya hanya sebagai kenangan, bukan untuk kembali. Tapi, tak apa. Toh saya juga tak berencana menetap disana. Seperti yang kalian lihat sekarang. Saya sudah kembali tepat setelah februari berakhir.