Sabtu, 21 Maret 2015

NUEL [Chapter 3]

sumber gambar


Berkat sebuah pertemuan yang diatur oleh temanku itu, setiap bangun atau akan tidur selalu ada ucapan manis. Kadang juga pahit, darinya. Seperti “Mimpi indah ya” atau percakapan tak penting via bbm yang berakhir tanpa ucapan selamat malam sama sekali. Pahit, yang kumaksud tadi.

Aku yang biasa dikenal cuek dan introvert berubah menjadi gadis penuh dengan kode. Haha. Sehari saja tak ada kabar darinya, aku menulis personal massage yang berbau kode. Tentunya dengan pikiran matang agar dia tidak kegeeran.

Berutung ia adalah laki-laki yang peka.

Meski jarang sekali bertemu, aku mengenalnya begitu baik. Selain menyukai kopi, dia juga menyukai sepak bola, dan pandai sekali bermain gitar. Aku seringkali memintanya mengajari bermain gitar. Tetapi, sampai saat ini tak pernah kesampaian. Setiap kali aku punya waktu, ia sibuk dan setiap kali dia yang punya waktu, aku yang sibuk. Tampaknya waktu enggan sekali mempertemukan aku, dia, dan gitar.

Sabtu depan kami berjanji bertemu untuk kali keduanya. Ah.. mengapa jarak senin ke sabtu begitu panjang.

------bersambung------

P.S.
Baca juga cerita sebelumnya “NUEL (Chapter 1)” dan “NUEL (Chapter 2)”.

4 komentar:

  1. sekarang sudah tiba waktunya untuk bertemu mba hehehe saatnya malam mingguan :)

    BalasHapus
  2. Gimana jarak Medan - Jogja yak.. T_T

    BalasHapus
  3. Ditunggu lanjutan ceritanya ya.. :))

    BalasHapus
  4. Kenalin ke Nuel dong, ajarin aku biar peka :')

    BalasHapus

Mohon kritik, saran, dan kasih sayangnya teman - teman :D