Aku adalah
seorang bidan di daerah perhuluan Ketapang, Kalimantan Barat. Pekerjaan mengharuskanku
untuk merantau sekali lagi, setelah sebelumnya merantau karena belajar.
Aku bekerja di
sebuah Puskesmas yang terletak disebuah kecamatan pinggiran kota. Butuh waktu
sekitar 4 jam untuk menujunya, dengan kondisi jalan yang bergantung pada
kondisi alam.
Di desa sekitaran
Puskesmas belum masuk aliran listrik dari PLN. Aku dan warga desa hanya dapat
menikmati listrik di malam hari pada pukul 17.00 – 24.00 WIB berkat listrik
desa yang mesinnya diperoleh dari bantuan pemerintah. Untungnya kami masih
dapat merasakan sinyal salah satu provider selular meskipun hanya “edge”.
Sudah 1,5 tahun
aku bekerja disana, dengan kondisi sulit air jika tak hujan dalam seminggu, dan
handphone mati di saat lagi butuh - butuhnya.
Aku ingat betul,
kala itu di awal - awal masa kerja, sekitar pukul tiga siang, pintu rumah (aku
tinggal di sebuah rumah dinas di samping puskesmas) diketuk oleh seseorang.
Seorang bapak yang mengabarkan bahwa istrinya ingin melahirkan.
Aku berangkat
menuju rumah Si Bapak. Dan karena suatu hal aku perlu berkonsultasi dengan
Dokter Puskesmas yang kebetulan saat itu sedang berada di Kota. Dengan baterai
handphone sisa 5% karena seharian sudah kugunankan, aku berkonsultasi dengan
cepat. Belum selesai advice yang
disampaikan Dokter, handphoneku sudah mati.
Beruntungnya, Ibu
dan Bayi selamat.
Sejak kejadian
itu, aku jadi membawa powerbank kemana - mana. Demi kenyamanan berkonsultasi di
mana saja dan kapan saja. Maklumlah, baterai smartphone milikku cuma berkisar 2400 mAh dengan masa pakai 12 jam-an saja.
Eh tapi, denger -
denger sekarang sudah ada loh handphone / smartphone yang dilengkapi dengan
baterai 4100 mAh dengan masa pakai 2 hari hanya dengan sekali pengisian daya.
Cocok bangetlah untukku si penikmat listrik jam - jaman. Welcome! please.......