Rabu, 18 Februari 2015

Walau 1000 Tahun Lamanya


“Aku menyayangimu.”

Send.

Pesan yang berisi pengakuanku itu membuat kita bertemu. Saat turun dari mobil aku melihat sosokmu duduk di bangku teras sebuah café. Café favorite kita. Kamu menyambutku datang lalu mempersilahkan duduk.

“Americano?”

Ah.. dasar kau selalu ingat minuman kesukaanku itu. Meski sudah 5 tahun tidak pernah bertemu. Ada hening yang tercipta selama beberapa menit. Entahlah mengapa, aku terlalu sibuk memperhatikanmu. Sosok yang sangat aku rindukan. Kamu tidak berubah sedikitpun. Matamu masih menghangatkan kalbu. Senyummu tetap menggertarkan hati. Persis seperti dulu.

“Aku sudah lebih dulu menyayangimu, Nil.”

Dooooorrrr!!! Hatiku membeku. Tertembak ucapannya. Seperti ada kembang api yang menyala di dalam dada. Kembang api yang sangat cantik dan nyaring. Aku membalasnya dengan senyum.

“Maukah kamu menunggu?”

Kembang api dalam hati habis terbakar. Mungkin aku terlalu bahagia sampai lupa bahwa besok kau akan pergi belajar ke Inggris. Bertemu untuk berpisah. Apa? Menunggu lagi? Oh.. tenang saja, walau seribu tahun lamanya aku siap.

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari Tiket.com dan nulisbuku.com #TiketBaliGratis

3 komentar:

  1. #nowplaying : TULUS-1000 Tahun lamanya

    Cinta emang bikin hal-hal membosankan seperti menunggu tetep aja dilakuin yak. \:D/

    BalasHapus
  2. masih bisa skype-an kok walau jarak jauh ><

    walau berapa lama pun kalau sudah ditakdirkan pasti kembali lagi .-.

    BalasHapus

Mohon kritik, saran, dan kasih sayangnya teman - teman :D