Kepada malaikat tak bersayap,
disampingku.
Hari masih berselimut gelap dan hembus angin
menggelitik tulang. Dia mengintip dari balik jendala kamar. Melirik handphone
lalu bangun dari mimpi yang kutahu masih ingin dia ulang.
Kreeekkk..
Pintu terbuka. Embun menyapa pelan. Harum
aroma tanah menyelinap masuk mengabarkan hari sudah pagi. Juga bekas hujan semalam
yang menggenangi teras rumah.
Sedangkan aku masih mengudara dalam mimpi. Dikalahkan
kantuk yang seharusnya bisa aku kalahkan.
…
Mama, maafkan aku yang selalu bangun tidak
lebih pagi darimu. Yang selalu mengeluh karena ini itu. Yang selalu ingin
menang sendiri tak mendengar ucapmu. Yang selalu kekanak-kanakan. Yang selalu
minta ditemani kemana saja. Yang selalu lebih manja dari adik-adik.
Sekarang aku sedang belajar untuk lebih
dewasa, Ma. Agar senyummu tak pernah lepas dariku. Agar kamu bangga kepadaku. Agar
kamu bahagia karenaku. Agar segala lelahmu lepas lalu.
Tunggu aku, Ma. Jangan kemana-mana dulu
sebelum aku mewujudkan mimpiku. Mimpimu. Mimpi kita.
Ma, jangan bangun terlalu pagi lagi.
sulung yang mengaku bungsu.
25.02.2015 #Day27 #30HariMenulisSuratCinta
Kasih ibu, kepada beta. Tak terhingga sepanjang masaaa~
BalasHapus;)
HapusHanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari duniaaa. :'))
BalasHapus*peluk mama*
HapusSemangat ismie!! Tiga hari kelar. \o/
BalasHapusDan sampai sekarang gue masih sering dibangunin sama nyokap. Baca tulisan ini jadi merasa bersalah. Huft.
Ayo sekarang inisiatif bangun sendiri, Mat.
HapusRimanya agak kurang. Tapi mantep, nih. Feel-nya dapet.
BalasHapusNyokap mah selalu bangun pagi. :))
Thank you, Yoga.
Hapus