Rabu, 18 Februari 2015

Benar Bukan Aku?

“Happy birthday, Sayang” ucapmu seraya mengecup keningku. Sudah lima tahun aku merayakannya bersamamu. Dan tentunya selalu saja ada kejutan. Seperti malam ini. Kau menyewa sebuah kafe untuk berdua, menikmati makan malam yang romantis. Kau memang pandai mengambil hati.

Tapi, tunggu dulu. Mengapa rona wajahmu begitu aneh? Aku jelas melihat keraguan di matamu. Apa yang kau sembunyikan, wahai kekasih?

“Nila, ada yang ingin aku bicarakan.”

Kamu menggenggam tanganku yang lekat pada gagang gelas minumanku. Aku berdecak.

“Aku mencintai, Neli. Maafkan aku.”

Tanganku bergetar dalam genggamanmu. Aku berusaha melepaskan, tapi genggamanmu semakin kuat. Apa yang baru saja aku dengar? Neli? Apa aku tidak salah dengar? Neli kembaranku? Oh tidak mungkin.

Memang aku sering melihat kau bertemu Neli. Berjalan berdua sambil berpegangan tangan. Tapi aku berpikir positif. Mungkin kau hanya ingin lebih akrab dengan saudaraku. Aku tidak salah dengar, kan? Benar yang kau maksud Neli? Bukan aku?

Sungguh.. terima kasih untuk kejutanmu yang sangat mengejutkan ini.

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari Tiket.com dan nulisbuku.com #TiketBaliGratis

4 komentar:

Mohon kritik, saran, dan kasih sayangnya teman - teman :D