“Happy
birthday, Sayang” ucapmu seraya mengecup keningku. Sudah lima tahun aku
merayakannya bersamamu. Dan tentunya selalu saja ada kejutan. Seperti malam ini.
Kau menyewa sebuah kafe untuk berdua, menikmati makan malam yang romantis. Kau memang
pandai mengambil hati.
Tapi,
tunggu dulu. Mengapa rona wajahmu begitu aneh? Aku jelas melihat keraguan di
matamu. Apa yang kau sembunyikan, wahai kekasih?
“Nila,
ada yang ingin aku bicarakan.”
Kamu menggenggam
tanganku yang lekat pada gagang gelas minumanku. Aku berdecak.
“Aku
mencintai, Neli. Maafkan aku.”
Tanganku
bergetar dalam genggamanmu. Aku berusaha melepaskan, tapi genggamanmu semakin
kuat. Apa yang baru saja aku dengar? Neli? Apa aku tidak salah dengar? Neli
kembaranku? Oh tidak mungkin.
Memang
aku sering melihat kau bertemu Neli. Berjalan berdua sambil berpegangan tangan.
Tapi aku berpikir positif. Mungkin kau hanya ingin lebih akrab dengan
saudaraku. Aku tidak salah dengar, kan? Benar yang kau maksud Neli? Bukan aku?
Sungguh.. terima kasih untuk kejutanmu yang sangat mengejutkan ini.
Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari Tiket.com dan nulisbuku.com #TiketBaliGratis
waah kejutannya nyes banget :(
BalasHapusMinta di jitak banget kan tuh cowok.
Hapusbikin nyesek tuh kejutannya :(
BalasHapusBanget.
Hapus