Kepada…
Ah, sudahlah.
Tepat pukul sebelas malam sebelum hari menjadi
baru. Aku mamanggil angin lalu menitipkan rindu. Menyampaikan pesan untukmu dalam
heningnya malam dan menuliskan bahwa aku ingin sekali bertemu.
Mungkin kamu tidak tahu bagaimana cara aku
menuliskannya. Seperti kamu yang tidak pernah tahu bahwa aku selalu disini,
untukmu, menunggumu. Seperti kamu yang selalu mengabaikan surat-suratku,
untukmu, yang selalu tentangmu.
Ah sudahlah.. Kamu memang seharusnya tidak
perlu tahu. Cukup ada dan selalu bahagia saja, untukku. Sekali saja, yang hanya
untukku.
A.k.u
09.02.2015 #Day11 #30HariMenulisSuratCinta
Tak apa
BalasHapusBintang malam diatas sana menyaksikanmu
Bulan turut menjadi saksi
Tak lama lagi, ia akan tahu
Aku berdo'a demikian.
HapusMelihatmu tersenyum saja sudah membuatku merasa bahagia. Apalagi menjadi milikmu? Ah, bisa-bisa aku mati seketika.
BalasHapusBukan memiliki hanya dimengerti saja sudah cukup, sebenarnya.
HapusMembaca suratmu dengan secangkir kopi memang begitu nikmat, tak mampu berhenti :)
BalasHapusTerima kasih, Fik.
Hapus