Rabu, 04 Februari 2015

Bagaimanapun Aku Tetap Memetikmu


Kepada senar nomor satu, E, melodi tunggal.

Dengungan seperti apa yang kau bunyikan. Seperti kumbang atau tarikan pelatuk senapan? Seperti jerit tergigit lidah atau hati yang patah? Seperti gelas kaca yang jatuh dan pecah atau hentak kaki yang bercampur amarah?

Bagaimanapun, aku tetap memetikmu. 

Pesan kepada siapa yang hendak kau sampaikan. Kepada pantai yang hilang bersama senja yang indah atau Ge yang sosoknya tak pernah pudar itu? Kepada pelangi yang setia menunggu hujan reda atau embun yang selalu  datang bersama pagi? Kepada hati yang masih memeluk luka atau kasih yang tak kunjung sampai. 

Bagaimanapun, aku tetap memetikmu.

Karena mengapa tak mesti selalu dengan karena. Karena dua tak harus satu ditambah satu. Karena cinta tak melulu menyatukan. Karena waktu tak mungkin selamanya abadi.

Bagaimanapun, aku tetap memetikmu.
Bak bunyi tiiiinggg yang keras dan nyaring.

Jempol tangan sebelah kanan.
04.02.2015 #Day6 #30HariMenulisSuratCinta

6 komentar:

Mohon kritik, saran, dan kasih sayangnya teman - teman :D