Selasa, 02 September 2014

Why Macau?



Macau. Hal pertama yang terlintas di pikiranku saat mendengar itu adalah “Boys Before Flowers”. Salah satu drama Korea yang aku dan kamu sukai. Kita melewati setiap minggu bersama untuk menonton drama ini. Kadang kamu menonton di rumahku, kadang pula aku yang menonton di rumahmu.

Boys Before Flowers

Ada satu episode yang membuat kita semakin dekat. Episode 14. Kala itu Geum Jan Di menyusul Goo Jun Pyo ke Macau. Banyak hal yang kita bicarakan mengenai episode ini. Kerinduan, keraguan dan tentang Macau itu sendiri. Episode ini pula yang kupikir, membulatkan tekadmu mengajakku ke sebuah café sekadar memperbincangkan ini dan itu. Kamu mulai banyak omong, Aku seperti biasa selalu bersemangat mendengarkan.

“Kerinduanlah yang membawa Geum Jan Di ke Macau” katamu.

Aku mengangguk mengiyakan perkataanmu. Kamu banyak tahu mengenai drama ini. Ku pikir laki-laki hanya menyukai sepak bola, tapi kamu berbeda. Kamu juga menyukai Drama Korea sepertiku. Itulah salah satu alasanku merasa nyaman didekatmu.

“Lalu keraguan?” tanyaku menggodamu.
“Keraguan adalah bumbu dalam suatu hubungan. Bumbu memiliki berbagai macam rasa, seperti manis, pahit, asin dan asam.” Jelasmu dengan melontar senyuman hangat

Senyum itu yang sampai saat ini menghidupiku. Aku menyimpannya jauh di relung hati. Bahkan lebih jauh lagi. Sampai tidak ada orang lain yang mampu menggapainya. Akupun tidak.

“Macau!!”
“Ya, Macau. Dimana itu?”

Saat itu aku mengetahui satu rahasia lagi tentangmu. Kamu sangat menyukai Macau. Kota dengan malam yang indah, katamu. Kamu memiliki mimpi untuk berkeliling Macau, bekerja di Macau, menikah di Macau, lalu hidup di Macau.

Kota yang berada di sebelah barat daya Hongkong itu mencerminkan integrasi budaya Tiongkok dan Portugis. Bangunan-bangunan peninggalan sejarahnya merupakan paduan Timur dan Barat. Arsitektur kota begitu berseni tinggi. Bahkan ada 25 peninggalan budaya di Macau yang terdaftar sebagai warisan dunia UNESCO.

“Tiga alasan yang membuatku sangat ingin pergi ke Macau” Katamu.
“Apa itu?” tanyaku penasaran.
“Pertama, Macau Fisherman's Wharf

Aku melongo-dongo. Terheran-heran menyaksikan antusiasmu menjelaskan tentang Macau Fisherman’s Wharf.

Macau Fisherman’s Wharf adalah taman hiburan pertama dan terbesar yang dibangun di Macau. Pusat perbelanjaan, kuliner, taman hiburan dan “itu”. Kamu menaik-turunkan alismu dan aku mengerti apa yang kamu maksud. Sesuatu yang dilarang di Indonesia tapi legal di Macau.

“Dinasti Wharf, Macau East Meets West dan legenda Wharf adalah tiga bagian utama dari  Macau Fisherman’s Wharf”.
“All in one” jelasmu lagi.

Tanpa aku sadari, aku larut dalam ceritamu. Berdua berkeliling di Macau Fisherman’s Wharf, menikmati keindahan bangunan di Dinasti Wharf, mengabadikan momen berdua di Macau East Meets West yang merupakan perpaduan antara tradisi oriental dan desain-desain barat. Lalu mencoba  semua fasilitas rekreasi di Legenda Wharf.

Tak lupa membeli beberapa souvenir dan mencicipi makanan khas Macau di restoran sekitar Macau Fisherman’s Wharf.

Gerbang masuk Macau Fisherman's Wharf

Macau Fisherman's Wharf

Macau Fisherman's Wharf di malam hari

Macau Fisherman's Wharf. All in one

One of the beautiful Macau Fisherman's Wharf

“Lalu apa lagi?”
“Yang kedua, Macau Sky Tower

Macau Sky Tower merupakan bangunan modern yang menjulang ke langit dengan tinggi 338 meter. Kamu ingin menikmati keindahan kota Macau dari puncak Macau Sky Tower. Ada 61 lantai yang bisa dikunjungi dengan konsep one stop entertainment, katamu.

Tak hanya itu, jelasmu lagi, Macau Sky Tower juga menyediakan bioskop, cafe, restoran, sampai wahana-wahana ekstrim yang menggiurkan untuk pecinta tantangan.

“Wahana ekstrim?”
“Iya, sangat amat ekstrim”.

Mast Climb: Mendaki Macau Sky Tower hingga ke ketinggian sekitar 338 meter dari permukaan laut. Bungee Jump: Melompat dengan kecepatan 200 meter permenit dari ketinggian 233 meter di atas tanah. SkyJump: Merasakan sensasi terbang. Meluncur pelan hanya berkecepatan sekitar 75 km/jam saja dan bisa menikmati suasana dan pemandangan kota Macau dan juga Macau Sky Tower. Skywalk X: Berjalan di atas ketinggian tanpa ada pegangan. Memutari sekitar area outdoor Macau Sky Tower tanpa perlindungan handrail.

“Semuanya aman, segala perlengkapan berstandar internasional” ucapmu dengan antusias.

Macau Sky Tower
Bungee Jump ar Macau Sky Tower

…….

Malam semakin larut. Sudah dua gelas kopi susu kita habiskan. Anehnya aku masih betah mendengarkan ceritamu. Tak ada kantuk sedikitpun yang kurasa. Sayangnya kamu tidak menyadari hal itu.

Kamu mengantarku pulang. Kamu meminta maaf kepada Mama yang begitu khawatir kepadaku. Maklum aku tidak pernah pulang selarut ini. Untungnya Mama mengenalmu begitu baik.

“Apa alasan ketiga?” tanyaku sebelum kamu meninggalkankuu
“Kamu akan tau jika kamu melihat Macau”  jawabmu singkat seraya mencium keningku.

Tahukah kamu?! Sejak malam itu aku ingin sekali pergi ke Macau. Menemukan jawaban pertanyaanku padamu. Aku merasa sangat amat bodoh karena tak menyadari salam perpisahan yang coba kamu sampaikan. Aku terlalu senang bisa bersamamu malam itu, bercerita tentang Boys Before Flowers dan Macau hingga larut.

5 tahun telah berlalu sejak percakapan panjang kita malam itu. Aku selalu berusaha menghubungimu tapi tak pernah mendapat tanggapan. Rumahmu pun sudah berpenghuni baru. Kabar terakhir yang ku dengar dari seorang teman, kamu berhasil menyelesaikan study di UNDIP lalu hijrah ke Macau.

Sampai saat ini aku tak tahu apa alasanmu mengabaikan lalu meninggalkanku begitu saja. Sampai saat ini juga aku masih mengumpulkan receh demi receh untuk menemukan jawaban dari pertanyaanku padamu. Untuk pergi ke Macau.

Ingatkah kamu, masih ada dua episode Boys Before Flowers yang kita lewatkan. Kita berjanji tidak akan menontonnya jika tidak bersama.  

Baik-baiklah kamu di sana. Aku akan menyusulmu. Menemukan jawaban dari pertanyaanku dan menyelesaikan dua episode Boys Before Flowers yang kita lewatkan.

Tunggu aku.

Aku akan berangkat ke Macau secepatnya.


.....

Tulisan ini diikutsertakan dalam 
lomba blog "Why Macau" 

Bukti tweet on twitter
Bukti like on facebook
Bukti follow on twitter

18 komentar:

  1. kala kunjungan kerja ke Macau, emang ngga sempat berkeliling dan menikmatipanorama dan segala keindahan dan fasilitas yang ada di sana...cuman nyobain bungge jump doangan seh....menantang banget sih.

    BalasHapus
  2. Meluncur pelan hanya berkecepatan sekitar 75 km/jam. Sebagai informasi 75km/jam itu kenceng neng...
    klo yang gw tau dari film2 china biasanya macau di jadiin tempat orang2 kaya buat ngabisin duit mereka (judi).
    btw sukses GAnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam dunia per-skyjumping-an kecepatan 75 km/jam masih pelan. Sepelan mahasiswa/i ngerjain skripsilah kira-kira. :D

      *pinter ngeles*

      Hapus
    2. 75 km per jam pelan
      berarti kalo aku jatuh cinta berapa tuh kecepatannya
      abisnya cepet banget datangnya
      *secepat ilangnya
      haha

      Hapus
    3. Kalo itu mungkin 3 kali lebih cepat dari kecepatan cahaya.

      Hapus
  3. Gokil! Macau keren banget.. Pengen ke sana juga jadinya :D

    BalasHapus
  4. asik juga ke macau
    anggap aja las vegas kw
    haha

    BalasHapus
  5. wah keren cara mengulasnya. dijadikan kayak obrolan ringan. mantep kak. gua kurang suka drama korea yang cinta-cintaan sih. sukanya yang action atau spy gitu.

    good luck GA nya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yanf cinta-cintaan malah lebih seru loh.

      Amiin.

      Hapus
  6. Kok Macau Sky Towernya keren ya? Mbak, ANGKUT AKU KESANA, MBAK. ANGKUT AKU !!!

    BalasHapus
  7. baru ngeh

    selama ini cuma tau jepang sama paris ajaaaaa

    MACAU I WANT YOUU

    BalasHapus

Mohon kritik, saran, dan kasih sayangnya teman - teman :D