A Night To Remember

Hujan turun begitu deras. Mungkin langit ikut bahagia menyaksikan kami yudisium. Hingga menjelang sore hujan masih tetap turun. Bertambah deras hingga beberapa rumah di Kompleks Puri Akcaya 2 digenangi air. Untungnya rumah inap saya tidak.

Acara perpisahan dimulai pukul 17.00 WIB. Tapi hingga maghrib usai, saya dan beberapa teman belum berangkat. Biasa anak-anak antimainstream.

Malam ini saya akan berangkat bersama Melly, Agus, Jheni, Rerin, Ve, Yersi, dan Yunita. Yup! Berdelapan dalam satu mobil. Mobilnya si Melly. Istilah gaulnya “NEBENG”.

Sekitar pukul tujuh malem kurang dikit, kami tiba di Hotel. Mas-mas security menyambut kami dengan tingkat ketampanan yang di tampan-tampanin, tapi tetap aja nggak ada tampan-tampannya. Dan sepertinya kami telat. Yaiyalah, dua jam dari acara dimulai. Kurang antimainstream apalagi coba.

Mas-mas security tadi, tapi gak tau sebenernya dia security apa bukan, mengantar setiap tamu yang datang ke Ballroom Hotel tempat acara perpisahan berlangsung.

Oh iya, dresscode acara perpisahan malam ini yaitu biru dengan tema Prom Night “A Night To Remember”.

Nggak lama kemudian kami tiba di lantai 4, Ballroom Hotel tempat berlangsungnya acara perpisahan. Biar lebih keren, kita sebut saja Prom Night. Ternyata acaranya sudah mulai. Meja-meja sudah di penuhi makhluk-makhluk berpakaian biru dan nggak ada meja yang pure kosong.

Untung aja ada satu meja paling belakang yang masih tersisa beberapa kursi kosong. Cukup untuk kami berdelapan. Yang ada di meja itupun teman sekelas. Meskipun dapet meja paling belakang, saya senang. Karena meja ini paling dekat sama meja makanan. Lumayan kan kalo bisa ngebungkus 2 paha ayam buat makan dua hari.

View dari meja belakang

Delapan orang di meja ini adalah anak-anak yang telat dateng

Lima diantara delapan orang itu.

Sebenernya kami nggak telat-telat amat. Hanya melewatkan beberapa wejangan dari dosen, panitia acara, salam perpisahan dari senior-junior, dan si Jhenifer nyanyi. Salah satu teman sekelas yang ngejual handphone androidnya buat beli Blackberry, biar bisa BBMan. Lalu seminggu kemudian Android ngeluncurin BBM for Android. Kasihan.

Tapi, tenang. Masih banyak suguhan seru lainnya, kok. Dan yang paling memorable banget adalah tarian medley para dosen. Saya gak nyangka dibalik marah-marahnya itu, mereka jago banget joget. Anak-anak yang dari tadi anteng-anteng ayem duduk, beranjak maju ke depan panggung nyemangatin dosen-dosen yang galak-galak itu joget.

Joget medley versi mahasiswi.

Mahasiswi? Hmm calon wisudawati, lah.

no comment. ntar gak jadi diwisuda.

Artis-artis Yuk Keep Smile mah kalah seru sama joget medley dosen-dosen kampus saya. Goyang Morena Syahrini? Hmm lewaaaat.

Di Prom Night yang temanya “A Night To Remember” ini juga ada pemutaran video-video dan photo-photo absurd selama 3 tahun kami berkecimpung di hiruk pikuk kehidupan kampus. Video-video dan foto-foto tadi di buat sedemikian rupa menjadi sebuah film dokumenter mini (ciailah dokumenter) persembahan dari iszzmedia. Ehm, sekali lagi, ah, persembahan dari ISZZMEDIA. Di akhir video tertulis “created by @iszzme”. Kece nggak, tuh?

Pemutaran video.

Sekitar pukul 21.30 wib, kalau gak salah, acara selesai. Ketemu lagi sama sesi cepika-cepiki, maaf-maafan, dan foto-fotoan. Bareng teman-teman dan juga ibu-ibu dosen.

Anak-anak antimainstream. Tema biru pake pink. Good job.

Yang pegang balon mirip So Yi Hyun, ya?!

Tuh kan ada So Yi Hyun lagi.

So Yi Hyun ada dimana-mana. Uka-uka.

Pembimbing TA saya, gaes.

Malam ini satu lagi tahap menuju akhir kami lewati. Paginya yudisium, malamnya perpisahan, dan dua minggu setelah ini akan menapakkan kaki pada tahap terakhir. Wisuda.

Ehm.. calon-calon wisudawati.

Banyak suka dan duka selama tiga tahun ini. Proses yang begitu menyebalkan tapi begitu susah ditinggalkan. Dan akhirnya saya menyadari satu hal, bahwa “Sebenarnya proseslah yang memberikan kenangan manis, tanpa proses apalah arti sebuah akhir”. Sama seperti pasangan LDR. Apalah artinya pacaran jika ketemuan pun jarang.

Ini dia wajah-wajah delapan orang itu.

Oh, iya, malem itu saya nggak pake heels 12 cm. Demi apa? Demi kelangsungan hidup kaki saya. Ngak lucu kan kalo pas wisuda jalannya jengkat-jengkot.

#MusnahkanHeels12cm #MusnahkanSegalaMacamHeels

#HidupSepatuTeplek #HidupSendalTeplek
#Merdeka

....

Tungguin postingan selanjutnya ya.

Anyeong.

Salam Pengangguran.