Jujur, di kota
saya tinggal sekarang sering terjadi pemadaman listrik. Seminggu sekali, dari
jam lima sore sampai jam sepuluh malam. Yup! Kami menyebutnya pemadaman listrik
bergilir.
Mau tidak mau
kami harus merasakan lima jam tanpa listrik setiap minggunya, belum lagi dengan
adanya gangguan, listrik bisa mati kapan saja. Bisa karena kabel listrik yang
tertimpa pohon, bisa karena korsleting, bisa karena gardu listrik yang meledak,
ataupun bisa karena pasokan bahan bakar listrik yang terlambat datang.
Di sisi lain, PLN
setempat tidak hanya tinggal diam. Mereka membagikan jadwal pemadaman listrik
di radio-radio yang mana setiap hari radio-radio tersebut akan mengumumkan soal
pemadaman listrik bergilir. Jadi, nggak kaget lagi kalau sekitar jam lima
sorean listrik mati.
Satu lagi. Ini
masih mendingan daripada masalah listrik di pedalaman Kota Ketapang. Ya, saya
tinggalnya di Kota Ketapang, Kalimantan Barat. Mereka di pedalaman setengah
hari tanpa listrik. Siang mati, malam hidup. Listrik benar-benar difungsikan
sebagaimana fungsi utamanya, yaitu untuk penerangan.
Menurut kabar
dari PLN setempat, pemadaman listrik bergilir ini dilakukan karena adanya mesin
pembangkit listrik yang rusak. Sekarang masih dalam proses perbaikan. Mesin
pembangkit yang sekarang-yang tidak rusak- tidak mampu menampung daya sekota
Ketapang. Solusinya ya itu, dilakukan pemadaman listrik bergilir.
Menurut saya,
dari sudut pandang awam dan sebagai penikmat listrik, masalah yang seringkai saya alami yaitu listrik
mati. Namun, saya juga tahu kalau sebenarnya, di luar dari sudut pandang saya,
banyak sekali masalah kelistrikan yang dihadapi oleh pihak penyedia listrik.
Yup! PLN.
Misalnya
penunggakan pembayaran rekening listrik, protes karena listrik sering mati
namun bayarnya tetap mahal, pemasangan listrik ilegal, pencurian listrik, dan
masih banyak lagi.
Untuk itu saya
ingin memberikan sedikit masukan dan ide-ide untuk PLN dari sudut pandang saya
sebagai penikmat listrik dan juga jika saya berada di posisi PLN, yaitu sebagai
penyedia listrik.
Begini…
Sebelumnya saya
akan membaginya dalam tiga kategori. Pelayanan, SDM, dan inovasi.
Pelayanan
Di zaman sekarang
semua serba online. Mau bayar listrik, online. Mau menyampaikan keluhan,
online. Mau pasang listrik baru, online. Semua mudah dengan sekali klik. Namun,
yang sangat disayangkan adalah dalam segi tindakan.
Media pelayanan
yang diberikan PLN memang komplit. Kita dapat menyampaikan keluhan lewat media
social seperti facebook dan twitter ataupun menelpon call centre di 123. Namun,
apalah arti semua itu jika tidak dibarengi dengan sikap cepat dan tanggap dari
pekerja PLN itu sendiri. Percuma saja.
Beberapa bulan
yang lalu, sewaktu saya masih kuliah di Pontianak, listrik kontrakan rumah saya
mati. Saklar kilometernya diangka nol dan tidak bisa dipindahkan menjadi angka
satu, yang artinya tidak bisa hidup. Sebagai orang yang gak tahu apa-apa soal
listrik tentunya saya menghubungi pihak PLN lewat telpon.
Awalnya pihak PLN
menanggapi. Mereka memberikan masukan begini dan begitu. Sampai akhirnya semua
masukan sudah saya lakukan, namun listrik di kontrakan saya tetap saja mati.
Saya menelpon
kembali pihak PLN dan meminta mereka memperbaiki listrik dikontrakan saya.
Mereka bilang iya dan akan segera menuju alamat yang saya berikan. Namun,
hingga malam tiba, pihak PLN tidak kunjung tiba.
Sebagai orang
awam yang hanya tahu bahwa urusan listrik adalah urusan PLN, saya masih
menunggu. Namun, tetap saja. Tidak ada yang datang. Akhirnya saya bersama teman
saya meminta bantuan kepada tetangga. Untungnya ia mengerti sedikit soal
listrik.
Ternyata, listrik
mati di kontrakan saya tersebut dikarenakan saklar yang terbakar.
……
Jadi, manakah
sikap PLN yang katanya siap melayani? Apakah PLN hanya mengurusi masalah
listrik yang besar? Atau hanya sebagai penyedia saja?
Saya harap dengan
banyaknya media pelayanan yang diberikan, PLN mampu menyeimbanginya dengan
sikap cepat tanggap terhadap keluhan-keluhan yang diterima. Satu lagi, saya
pikir PLN bisa menambahkan media keluhan dalam bentuk SMS. Lebih murah, mudah,
dan dapat dijangkau semua kalangan masyarakat.
Inovasi
Menanggapi kenyataan bahwa listrik belum
tersebar merata ke seluruh pelosok Indonesia. Saya harap PLN dapat menemukan
inovasi-inovasi cemerlang. Seperti Belanda yang menggunakan tenaga angin
sebagai pembangkit listrik, kita Indonesia yang dikenal beriklim tropis
sebenarnya dapat memanfaat tenaga matahari. Memang mahal, tapi apa salahnya
mencoba jika hasil yang akan di dapat adalah kepuasan pelanggan.
Di daerah pedalaman disana, khususnya di kota
saya, Ketapang, banyak perusahan-perusahan swasta. Disana listrik hanya hidup
saat malam hari saja. Tapi mereka mampu beroperasi dengan baik. Karena apa? Ya,
mereka membangun pembangkit sendiri dengan menggunakan tenaga uap. Hasil dari
pembakaran sampah yang dihasilkan pabriknya.
Apa PLN hanya akan tinggal diam saja? Seharusnya PLN dapat memanfaatkan hal tersebut. Dan sebaiknya PLN dapat
memberikan penerangan bagi seluruh rakyat di Indonesia. Tak hanya di kota,
namun juga di pedalaman pedesaan.
Misalnya, PLN dapat memanfaatkan batu bara
sebagai pemasok listrik. Bukankah Indonesia salah satu Negara yang kaya akan Sumber
Daya Alam?! Di Kalimantan saja banyak sekali perusahaan-perusahaan yang mengurusi
batu bara ini.
Ya, saya tahu PLN sudah melakukannya. Tapi
apakah PLN tahu bahwa harga yang di berikan PLN tersebut tak sebanding dengan
tenaga yang mereka keluarkan? Tentu saja mereka akan menjual batu bara tersebut
ke pembeli yang membayar lebih mahal. Menjual ke luar negeri, misalnya. Tak
heran jika PLN hanya mendapat batu bara low grade, sedangkan batu bara high grade
di dapatkan oleh perusahaan luar negeri. Dengan kenyataan demikian, PLN perlu
bernegosiasi ulang bersama para pengusaha batu bara ini. Baik itu soal harga
ataupun soal nasionalisme.
Solusi lainnya,
PLN dapat membangun sebuah perusahan yang pengawasan dan pengendaliannya di
bawah PLN. Jadi, hasil batubara yang diperoleh dapat langsung didistribusikan
ke PLN. Dan untuk menutupi biaya produksi batu bara low grade bisa di jual,
sedangkan batu bara high grade digunakan sebagai bahan pemasok listrik.
Sebeum Indonesia
benar-benar mengalami krisis listrik dalam skala besar, PLN harus segera
mengambil tindakan. PLN harus berani. Demi kemajuan bangsa, demi penerangan
sepanjang masa.
SDM
Menurut koran
harian yang saya baca, masalah lain yang dihadapi PLN, khususnya PLN Kota
Ketapang, adalah penunggakan pembayaran listrik oleh pelanggan. Saya pikir PLN
sudah melakukan hal yang benar seperti melakukan peringatan dan pemutusan
listrik jika tiga bulan berturut-turut tidak membayar. Terus lakukan itu.
Solusi lain, PLN
dapat mempromosikan soal listrik pintar. Listrik yang dapat di manage oleh
penggunanya sendiri. Tapi, kenyataannya di Ketapang para pengguna listrik
pintar ini dapat dihitung jari, mungkin tak sampai 10% dari pengguna listrik di
Ketapang.
Alasan sebagian
besar masyarakat Ketapang enggan menggunakan Listrik Pintar ini karena biayanya
yang mahal. Para pengguna listrik baru saja enggan menggunakan, apalagi
pengguna lama. Ini adalah tugas PLN untuk menyebarluaskannya. Agar tidak
terjadi penunggakan dan agar PLN Ketapang dapat terus berjalan.
Tapi, apakah bisa
kilometer listrik non-vocher dijadikan kilometer listrik voucher?
Jadi, dilakukaan
semacam modifikasi pada kilometer listrik non-voucher tersebut. Dan pada
akhirnya jadilah kilometer voucher (listrik pintar) dengan biaya yang dikeluarkan tak semahal
membeli kilometer listrik voucher yang baru.
Ditambah lagi
inovasi baru PLN yang ingin memudahkan pembelian voucher listrik hanya dengan
melalui sms. Pasti akan sangat keren sekali. Penggunaan kilometer voucher
(listrik pintar) akan merata. Dan yang paling penting dapat mengurangi sedikit
beban PLN, tentunya.
Terakhir..
Saya ingin PLN membuat
suatu aksi seperti EARTH HOUR setiap tahunnya. Bukan seIndonesia tapi seKota.
Jadi setiap PLN di pusat kota menetapkan satu hari untuk melakukan penghematan
listrik. Bukan dengan pelanggan yang mematikan 2 lampu, tapi PLN setempat yang
melakukannya. Ya, PLN memberikan waktu untuk mesin pembangkit listrik istirahat
selama satu jam. Jadi, satu kota akan bertahan tanpa listrik selama satu jam.
Soal penentuan
tanggal aksi, itu keputusan dari PLN di pusat kota masing-masing. Yang jelas
aksi ini dilakukan setiap satu tahun sekali. Atau biar lebih kelihatan
manfaatnya dapat dilakukan satu bulan sekali.
Biar hemat, biar
semua dapat melihat dalam kegelapan.
Yang diselenggarakan oleh PT PLN (Persero) dan BLOGdetik
Yuk ikutan memberikan Ide untuk PLN |
Semoga menang ya lombanya.. harus banyakin do'a juga :D
BalasHapussemangat ya,,sukses ya mbak :)
BalasHapus