Yudisium Putih Biru

Sebelum ingatan ini benar-benar hilang, seperti biasa saya akan mengabadikannya disini di unyukk.blogspot.com yang sebentar lagi akan ganti nama menjadi www.ismienurbarina.com

Iya, bentar lagi. Uangnya masih kurang Rp.5000 buat beli domain. Mau nambahin? Boleh banget. Ups..

…

Hari itu sabtu, 12 juli 2014, awal dari segala akhir proses belajar di kampus dimulai. Semua di wajibkan datang memakai seragam lengkap. Pakaian putih-biru, almamater, sepatu pantofel, nametag, dan cepol. Semua harus sudah tiba di kampus sebelum pukul 07.30 WIB.

Berhubung saya anak yang antimainstream banget, saya datang pukul 07.45 WIB. Beda itu harus.

Saat saya datang, halaman kampus sudah dipenuhi raut-raut wajah bahagia berseragam biru. Selfie sana-sini, peluk sana-sini, dan juga ada yang pinjam-pinjaman cepol sana-sini.

photo by ayu's memory

photo by vera's memory

photo by vera's memory. abaikan poni saya, please ._.

Ya, hari ini kami yudisium. Sekali lagi, YUDISIUM. Semacam ritual penentuan lulus/tidak atau boleh ikut wisuda/tidak.

Satu-persatu di panggil dan masuk ke dalam ruangan yang di dalamnya ada orang-orang penting yang bakalan nentuin kami pakai toga atau nggak nantinya.

Dan.. you know what? Yang manggil-manggilin itu adalah dosen pembimbing saya. Si perempuan berambut pendek yang saya bikin marah-marah saat ujian proposal. Untuk kesekian kalinya, maafkan kecengengesan saya, bu.

Untungnya pas manggil-manggilin itu dia nggak marah-marah. Cuma nakutin aja kayak bilang “Nah lo lulus apa nggak?”.

Sekarang semua sudah berkumpul di ruangan yang di dalemnya ada orang-orang penting. Ada Bapak dari Dinas Kesehatan yang ngasi wejang-wejangan dan Ibu Direktur Kampus yang ikutan ngasi wejang-wejangan juga.

Kepala saya dipenuhi wejang-wejangan.

Sampai akhirnya Ibu Direktur menyebutkan nama-nama yang lulus dan tidak lulus. Alhamdulillah semuanya lulus. Ciee.. calon-calon pengangguran, pikir saya.

photo by video crop

Ucapan syukur dan sorak sorai berbagai versi mengaum di ruangan theater pagi itu. Ada yang melepas lega dengan mengelus dada, ada yang teriak sambil loncat-loncat, ada yang cepika-cepiki sana-sini, dan pastinya ada yang ngetweet, ngepath, ngefacebook, ngeinstragram, ngeBBM sampai ada yang nyoretin dinding nulis “Yeaaay bentar lagi wisuda”.

Semua belum berakhir disitu. Gak tau dari mana datangnya, seketika para dosen berbaris di depan.

Oh.. cepika-cepiki lagi, pikir saya.

Calon-calon pengangguran pun bersalam-salaman sama ibu-ibu dosen. Yang tadinya penuh dengan sorak-sorai sekarang berganti menjadi haru. Andai ada gitar disitu, pasti saya akan memainkan lagu Stinky-Mungkinkah. Biar harunya menjadi-jadi. Biar ruangan theaternya di banjiri air mata.

photo by video crop

“Kamu harus pake heels yang tingginya 12 cm ya malem ini” celetuk salah satu dosen.

Yup! Malemnya adalah acara perpisahan di hotel berbintang (lima? Empat? Tiga?). Ah, gatau juga ada bintangnya atau nggak. Yang pasti di hotel. Ballroom Hotel Kini.

Apakah saya akan memakai heels yang tingginya 12 cm? Dan momen-momen apa yang terjadi di malam perpisahan? Nantikan jawabannya di postingan berikutnya.

Anyeong.

Salam Pengagguran.