Kamis, 30 April 2015

Bintang


Sabtu malam dua puluh lima april
dua ribu lima belas

Bintang-bintang menggantung
tak beraturan di langit
ada yang cahayanya terang
setengah terang
dan tepat di atas kepala
aku menengadah
ada bintang yang paling terang disana

Lalu…


P.S
Ada yang bisa ngelanjutin puisi—atau entahlah apa ini, di atas?
Anyway, selamat menginjak angka 100, sahabatku.

6 komentar:

  1. *nyambung ah*

    Semua berubah saat awan hitam menggulung cerah
    Menelan tiap terang yang ada di segala arah
    para bintang hanya bisa diam pasrah

    Lari... lari... teriakku pada bintang paling terang
    tapi terlambat, dia kini berbaur dengan bayang
    meninggalkan tatapku yang tak mau hengkang
    mungkinkah aku juga akan hilang?

    tidak.
    kau kembali saat dadaku terasa sesak
    menusuk gelap dan mengalahkannya telak
    aku kembali berteriak, tergelak

    Mungkin terangku suatu saat akan lenyap
    tapi seperti bintang itu, aku pasti akan kembali tegap
    melawan cibir hina yang mencoba melalap. melahap. menyekap.

    Aku hanya perlu melatih hati untuk siap
    bertempur melawan gelap
    menyumbat segala ragu dalam ucap
    hingga aku kembali bersama gemerlap

    BalasHapus
  2. Lalu semua berubah ketika negara api menyerang..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi tenang, ada avatar the legend of Aang.

      Hapus
  3. Lalu
    ......
    Aku sadar ada kamu di belakangku
    Menjaga dari sudut blindspot-ku
    Berpura menjadi gelap padahal nyata

    Sayang, kau salah
    Sepintarnya kau sembunyi
    Secerdiknya kau berpura
    Bayangmu jelas nampaknya
    Oleh terpaan
    .....
    Pekatnya orange senja

    BalasHapus

Mohon kritik, saran, dan kasih sayangnya teman - teman :D