Rabu, 29 Januari 2014

Berpisah Untuk Bertemu


Sabtu kemarin merupakan hari terakhir wali kelas saya mengajar di kampus. Namanya Ibu Lilik. Ia adalah sosok wali kelas yang berkharisma, tegas, baik hati dan nggak gengsi berbaur bersama kami, mahasiswi-mahasiswi unyu nan kece yang rada-rada alay dan kompor. Katanya ia akan pulang ke kampung halamannya, berkumpul bersama keluarga di Bengkayang.

Meski masih nggak setuju dengan keputusan Ibu Lilik untuk pindah dan pergi meninggalkan kami, mahasiswi-mahasiswi unyu nan kece, Saya berusaha untuk merelakan jika itu benar-benar membuat ia lebih bahagia dan sukses di sana.

Sebulan yang lalu, sebelum kepindahan Ibu Lilik, juga ada dosen yang pindah. Dia adalah salah satu dosen favorite saya. Berbeda dengan Ibu Lilik yang jauh sebelum hari kepindahannya, mengabari dan berpamitan, namun ibu yang satu ini tidak. Tega? Iya, banget. Meninggalkan kami, mahasiswi-mahasiswi unyu nan kece tanpa sepatah kata sedikitpun. Namun, saya yakin pasti ada alasan yang membuat ia tidak memberitahu atau memang sayanya yang nggak tahu alias kudet -kurang update-. Dari gosip yang saya dengar, ia pindah ke Jawa. Dan ternyata bener, ia pulang ke kampung halamannya itu, Jawa. Ah, homesick dimana-mana.

Back to the topic

Setelah diskusi rame-rame, akhirnya kami, mahasiswi-mahasiswi unyu nan kece kelas VIII A, akan mengadakan acara perpisahan kecil-kecilan, gitu. Untuk acara hiburan, kami berencana mendatangkan Super Junior. Tapi, itu nggak mungkin banget. Mereka -Super Junior- lagi sibuk World Tour, lagian si Yesung dan Leeteuk kan lagi wamil -wajib militer-. Ngundang Suju jauh-jauh dari Korea dengan member yang nggak lengkap, rasanya sia-sia. Jadi, untuk acara hiburan cukup ada saya saja. Saya kan mirip Lee Da Hee, tuh. Nggak kalah keren lah sama Super Junior. Oke, silahkan muntah.

Sabtu, 25 januari 2014. Kebetulan dosen favorite saya, ibu yang pergi nggak bilang-bilang itu sedang berada di Pontianak. Jadi, juga diajakin kumpul di acara perpisahan kecil-kecilan kami. Semoga dateng yak.

Sepulang kuliah hari sabtu, saya dan teman-teman langsung menuju rumah salah satu teman yang sudah ditunjuk sebagai tempat acara perpisahan kecil-kecilan itu... tanpa Super Junior.

Beberapa menit kemudian, Ibu Lilik dan dua dosen yang telah di ajakin kumpul, tiba di tekape. Suasana rumah berubah menjadi era lebaran, salam-salaman, cium-ciuman dan ketupat-ketupatan. Hey, cium tangan, loh ya. Dua dosen yang saya maksud adalah wali kelas baru, ceritanya penyerahan jabatan sekalian pengakraban diri dan agar Ibu wali kelas baru tau betapa unyu nan kece anak-anak VIII A. Dan yang satu lagi adalah ibu yang pergi nggak bilang-bilang itu. Ternyata, ia nggak tega-tega banget, kok. Apa juga saya bilang..
 
Fix. Kece

Di saat itu nggak terlihat seperti dosen dan mahasiswi, tapi lebih seperti teman dan teman, gitu. Tertawa dan menagis bersama. Saya memilih untuk tertawa. Seperti yang sudah kalian tahu, saya adalah orang yang tidak mudah menangis di hadapan orang lain. Jaim? Bukan. Menangis hanya membuat saya terlihat bodoh. Ya, walaupun sebenarnya saya memang bodoh, sih.

Di setiap acara perpisahan seperti ini, saya selalu berusaha untuk mengingat setiap detail momen yang mungkin nggak akan pernah terulang lagi. Senyum, canda, tawa dan tangis, semua tersimpan rapi di dalam memori ingatan saya. 

Lalu, mencoba merelakan kepindahan dua dosen hebat itu. Egois juga rasanya jika ingin mereka tetap mengajar di kampus tetapi mereka tidak ingin lagi. Ibarat pasangan, ada yang menginginkan putus. Percuma juga mempertahankan hubungan yang timpang, kan?.

Tapi, saya yakin ini bukanlah akhir dari sebuah pertemuan. Ini adalah awal untuk bertemu kembali di masa yang akan datang. Tentunya dalam suasana yang penuh keakraban dan lebih menggembirakan. Berpisah untuk bertemu, right?

Seperti yang pernah dikatakan juga oleh Alya dan Sunny di film cinta pertama.
 

“Tidak ada pertemuan yang abadi. Tapi, layaknya pertemuan, tidak ada perpisahan yang abadi.”


Kami pasti bertemu lagi, bisa saja besok, lusa, minggu depan, bulan depan, bahkan mungkin tahun depan. Saya akan bertemu lagi dengan Ibu Lilik dan dosen favorite saya itu. Ntah itu sebagai dosen dan mahasiswi maupun sebagai teman dan teman.

Dan berhubung saya bukan seorang pembicara yang baik. Jadi, yang bisa saya lakukan hanyalah menulis disini. Baca syukur nggak baca ya nggak papa.  

For them, the best teacher ever..

Terima kasih untuk semua ilmu dan pengalaman yang telah ibu ajarkan, terima kasih untuk kesabarannya dalam menanggapi tingkah-tingkah aneh kami, di kelas maupun di luar kelas. Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan panjang kami menggapai puncak. Terima kasih untuk semuanya. Semoga ibu selalu di berikan kebahagian kapanpun dan dimanapun berada. Dan biarkanlah kami mengenang semua jasa ibu, selamanya.

“Mengapa tidak mendampingi dan menuntun kami sampai akhir?” Kami, khususnya saya, berjanji tidak akan pernah mempertanyakan pertanyaan semacam itu lagi.

Ah, saya benci perpisahan..

32 komentar:

  1. "mahasiswi-mahasiswi unyu nan kece" hahaa :D

    BalasHapus
  2. wah, baru tahu kalau kuliah ada wali kelas juga emh, apa mungkin karna beda kampus yak .hehhe ah gak penting.

    kadang memang ketika ada sebuah pertemuan orang melupakan juga ada perpisahan dibalik itu, karna keduanya berpasangan. tapi, yang namanya hidup kan memang gitu mbk silih berganti nikmatin aja yah mbk

    http://expresiuci.blogspot.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kampus saya memang beda, kak. Keren ya. hehe

      Iya, cara paling bener ya nikmati aja semuanya.

      Hapus
  3. Gue suka sama kata-kata yang ini:

    "Tidak ada pertemuan yang abadi. Tapi, layaknya pertemuan, tidak ada perpisahan yang abadi.” bener banget! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngutip dari kata-kata Alya dan Sunny, kak. ;)

      Hapus
  4. berpisah bukan berarti kita tdk akan pernah mengenalnya lagi. hanya ruang dan waktu yg membatasi

    BalasHapus
  5. Rasanya sedih ditinggalin orang yang kita faovoritin, kaya gue ditinggalin pacar #bedacerita..
    semoga bertemu kembali mi, disaat waktu yang tepat :)

    BalasHapus
  6. Dosen baik disayang mahasiswa. Dan beruntung banget bu Lilik ini mah soalnya disayangnya sama mahasiswi-mahasiswi unyu nan kece. Eh ga ada mahasiswa? Kebidanan ya?
    Salam dari Fakultas Kekurangan Pria.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya. Fakultas kekurangan pria? fakultas apa itu? anyway haaaaiiiii....

      Hapus
  7. saat acara berlangsung pastinya tangis dan tawa cuman beda tipis kan...saat acara bubar dan bu dosen telah pulang...pasti kerasa banget kalo acara tadi acara perpisahan.
    betewe...kenalin dong satu yang kece dan unyu nya itu...;o)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, berasa banget.

      Bi...b....bi.....sa... Bi...b..i...sa..

      Hapus
    2. ponakannya azis gagap ya...;o)

      Hapus
    3. B...uuu...ka...n.. ko....k...

      Hapus
  8. Temannya ada yg jomblo, gak..?
    *salah fokus

    BalasHapus
  9. ya.emang sedih jika ditinggalin org yg kita syg.cntoh nya bu lilik.sya juga merasa kehilangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga nanti kita ketemu mereka lagi, Lee, eh Sajangnim.

      Hapus
  10. Iiii ada aku yg kece!!!!!!!

    BalasHapus
  11. Wah rame banget, keren. Asiknya kalo ada dosen kayak gitu. Gue ngga ada. Adanya pas dulu zaman SMP dan SMA, guru, bukan dosen. Baikny akayak bidadari gitu. :))

    BalasHapus
  12. perpisahan itu nggak selamnaya menyedihkan lho, ada masa senangnya karena pasti kita akan merasakan rindu yg mendalam saat ingat dengan teman-teman. berbeda jika bersama terus pasti ada masa dimana qt merasakan bosan.
    follback sob

    BalasHapus
  13. Ahirny sempat juga ngebaca blog inimklum gw kn org sibuk,,bu' lilik and bu' chusnul is my the best teacher..smoga kita bertemu dalam ke suksesan nanti,,amin * jngan lupakn masa* suka duka bersama kami salah satunya gw mhsiswi yg. No absennya sllu pertma

    BalasHapus
  14. selalu ada haru saat perpisahan...

    P.S.
    Ckck.. Girls nowadays,....

    BalasHapus

Mohon kritik, saran, dan kasih sayangnya teman - teman :D