Sabtu kemarin merupakan hari terakhir
wali kelas saya mengajar di kampus. Namanya Ibu Lilik. Ia adalah sosok wali kelas yang berkharisma, tegas, baik hati
dan nggak gengsi berbaur bersama kami, mahasiswi-mahasiswi unyu nan kece yang
rada-rada alay dan kompor. Katanya ia akan pulang ke kampung halamannya,
berkumpul bersama keluarga di Bengkayang.
Meski masih nggak setuju dengan
keputusan Ibu Lilik untuk pindah dan pergi meninggalkan kami, mahasiswi-mahasiswi
unyu nan kece, Saya berusaha untuk merelakan jika itu benar-benar membuat
ia lebih bahagia dan sukses di sana.
Sebulan yang lalu, sebelum kepindahan Ibu
Lilik, juga ada dosen yang pindah. Dia adalah salah satu dosen favorite saya.
Berbeda dengan Ibu Lilik yang jauh sebelum hari kepindahannya, mengabari dan berpamitan,
namun ibu yang satu ini tidak. Tega? Iya, banget. Meninggalkan kami,
mahasiswi-mahasiswi unyu nan kece tanpa sepatah kata sedikitpun. Namun,
saya yakin pasti ada alasan yang membuat ia tidak memberitahu atau memang
sayanya yang nggak tahu alias kudet -kurang update-. Dari gosip yang saya dengar, ia pindah ke
Jawa. Dan ternyata bener, ia pulang ke kampung halamannya itu, Jawa. Ah,
homesick dimana-mana.
Back to the topic
Setelah diskusi rame-rame, akhirnya
kami, mahasiswi-mahasiswi unyu nan kece kelas VIII A, akan mengadakan acara
perpisahan kecil-kecilan, gitu. Untuk acara hiburan, kami berencana
mendatangkan Super Junior. Tapi, itu nggak mungkin banget. Mereka -Super
Junior- lagi sibuk World Tour, lagian si Yesung dan Leeteuk kan lagi wamil -wajib militer-.
Ngundang Suju jauh-jauh dari Korea dengan member yang nggak lengkap, rasanya
sia-sia. Jadi, untuk acara hiburan cukup ada saya saja. Saya kan mirip Lee Da
Hee, tuh. Nggak kalah keren lah sama Super Junior. Oke, silahkan muntah.
Sabtu, 25 januari 2014. Kebetulan dosen
favorite saya, ibu yang pergi nggak bilang-bilang itu sedang berada di
Pontianak. Jadi, juga diajakin kumpul di acara perpisahan kecil-kecilan kami. Semoga dateng yak.
Sepulang kuliah hari sabtu, saya
dan teman-teman langsung menuju rumah salah satu teman yang sudah ditunjuk
sebagai tempat acara perpisahan kecil-kecilan itu... tanpa Super Junior.
Beberapa menit kemudian,
Ibu Lilik dan dua dosen yang telah di ajakin kumpul, tiba di tekape. Suasana
rumah berubah menjadi era lebaran, salam-salaman, cium-ciuman dan
ketupat-ketupatan. Hey, cium tangan, loh ya. Dua dosen yang saya maksud adalah
wali kelas baru, ceritanya penyerahan jabatan sekalian pengakraban diri dan
agar Ibu wali kelas baru tau betapa unyu nan kece anak-anak VIII A. Dan yang
satu lagi adalah ibu yang pergi nggak bilang-bilang itu. Ternyata, ia nggak
tega-tega banget, kok. Apa juga saya bilang..
Di saat itu nggak terlihat seperti dosen
dan mahasiswi, tapi lebih seperti teman dan teman, gitu. Tertawa dan menagis
bersama. Saya memilih untuk tertawa. Seperti yang sudah kalian tahu, saya
adalah orang yang tidak mudah menangis di hadapan orang lain. Jaim? Bukan.
Menangis hanya membuat saya terlihat bodoh. Ya, walaupun sebenarnya saya memang
bodoh, sih.
Di setiap acara perpisahan seperti ini,
saya selalu berusaha untuk mengingat setiap detail momen yang mungkin nggak
akan pernah terulang lagi. Senyum, canda, tawa dan tangis, semua tersimpan rapi
di dalam memori ingatan saya.
Lalu, mencoba merelakan kepindahan dua
dosen hebat itu. Egois juga rasanya jika ingin mereka tetap mengajar di kampus
tetapi mereka tidak ingin lagi. Ibarat pasangan, ada yang menginginkan putus. Percuma
juga mempertahankan hubungan yang timpang, kan?.
Tapi, saya yakin ini bukanlah akhir dari
sebuah pertemuan. Ini adalah awal untuk bertemu kembali di masa yang akan datang. Tentunya dalam suasana yang penuh keakraban dan lebih menggembirakan. Berpisah
untuk bertemu, right?
Seperti yang pernah dikatakan juga oleh Alya
dan Sunny di film cinta pertama.
“Tidak ada pertemuan yang abadi. Tapi,
layaknya pertemuan, tidak ada perpisahan yang abadi.”
Kami pasti bertemu lagi, bisa saja
besok, lusa, minggu depan, bulan depan, bahkan mungkin tahun depan. Saya akan
bertemu lagi dengan Ibu Lilik dan dosen favorite saya itu. Ntah itu sebagai
dosen dan mahasiswi maupun sebagai teman dan teman.
Dan berhubung saya bukan seorang
pembicara yang baik. Jadi, yang bisa saya lakukan hanyalah menulis disini.
Baca syukur nggak baca ya nggak papa.
For them, the best teacher ever..
Terima kasih untuk semua ilmu dan
pengalaman yang telah ibu ajarkan, terima kasih untuk kesabarannya dalam
menanggapi tingkah-tingkah aneh kami, di kelas maupun di luar kelas. Terima
kasih telah menjadi bagian dari perjalanan panjang kami menggapai puncak.
Terima kasih untuk semuanya. Semoga ibu selalu di berikan kebahagian kapanpun
dan dimanapun berada. Dan biarkanlah kami mengenang semua jasa ibu, selamanya.
“Mengapa tidak mendampingi dan menuntun
kami sampai akhir?” Kami, khususnya saya, berjanji tidak akan pernah
mempertanyakan pertanyaan semacam itu lagi.
Ah, saya benci perpisahan..
"mahasiswi-mahasiswi unyu nan kece" hahaa :D
BalasHapusBeneran unyu nan kece kok, kak. haha
Hapuswah, baru tahu kalau kuliah ada wali kelas juga emh, apa mungkin karna beda kampus yak .hehhe ah gak penting.
BalasHapuskadang memang ketika ada sebuah pertemuan orang melupakan juga ada perpisahan dibalik itu, karna keduanya berpasangan. tapi, yang namanya hidup kan memang gitu mbk silih berganti nikmatin aja yah mbk
http://expresiuci.blogspot.com/
Kampus saya memang beda, kak. Keren ya. hehe
HapusIya, cara paling bener ya nikmati aja semuanya.
Gue suka sama kata-kata yang ini:
BalasHapus"Tidak ada pertemuan yang abadi. Tapi, layaknya pertemuan, tidak ada perpisahan yang abadi.” bener banget! :D
Ngutip dari kata-kata Alya dan Sunny, kak. ;)
Hapusberpisah bukan berarti kita tdk akan pernah mengenalnya lagi. hanya ruang dan waktu yg membatasi
BalasHapusThat's right..
HapusRasanya sedih ditinggalin orang yang kita faovoritin, kaya gue ditinggalin pacar #bedacerita..
BalasHapussemoga bertemu kembali mi, disaat waktu yang tepat :)
Aku cedih, kak. ;(
HapusDosen baik disayang mahasiswa. Dan beruntung banget bu Lilik ini mah soalnya disayangnya sama mahasiswi-mahasiswi unyu nan kece. Eh ga ada mahasiswa? Kebidanan ya?
BalasHapusSalam dari Fakultas Kekurangan Pria.
iya. Fakultas kekurangan pria? fakultas apa itu? anyway haaaaiiiii....
Hapussaat acara berlangsung pastinya tangis dan tawa cuman beda tipis kan...saat acara bubar dan bu dosen telah pulang...pasti kerasa banget kalo acara tadi acara perpisahan.
BalasHapusbetewe...kenalin dong satu yang kece dan unyu nya itu...;o)
Iya, berasa banget.
HapusBi...b....bi.....sa... Bi...b..i...sa..
ponakannya azis gagap ya...;o)
HapusB...uuu...ka...n.. ko....k...
HapusTemannya ada yg jomblo, gak..?
BalasHapus*salah fokus
B....a...ny....aaa.....k...... kak... ._.
Hapusya.emang sedih jika ditinggalin org yg kita syg.cntoh nya bu lilik.sya juga merasa kehilangan
BalasHapusSemoga nanti kita ketemu mereka lagi, Lee, eh Sajangnim.
HapusIiii ada aku yg kece!!!!!!!
BalasHapusiuuuuuuuhhh
Hapusuhhh headernya keren
BalasHapusKeren dong, kan bikinan kak Shakti.
HapusWah rame banget, keren. Asiknya kalo ada dosen kayak gitu. Gue ngga ada. Adanya pas dulu zaman SMP dan SMA, guru, bukan dosen. Baikny akayak bidadari gitu. :))
BalasHapusAlhamdulillah, kak.
Hapusperpisahan itu nggak selamnaya menyedihkan lho, ada masa senangnya karena pasti kita akan merasakan rindu yg mendalam saat ingat dengan teman-teman. berbeda jika bersama terus pasti ada masa dimana qt merasakan bosan.
BalasHapusfollback sob
Hmm..
HapusAhirny sempat juga ngebaca blog inimklum gw kn org sibuk,,bu' lilik and bu' chusnul is my the best teacher..smoga kita bertemu dalam ke suksesan nanti,,amin * jngan lupakn masa* suka duka bersama kami salah satunya gw mhsiswi yg. No absennya sllu pertma
BalasHapusResiko huruf "A"
Hapusselalu ada haru saat perpisahan...
BalasHapusP.S.
Ckck.. Girls nowadays,....
Ya, betul.
Hapus