Menjalani Waktu

Hari ini aku bangun agak pagi. Sinar mentari yang menelusur lewat celah - celah ventilasi jendela kamar, membuyarkan mimpi tentang Dia yang baru saja ku mulai. “Dia” yang entah siapa aku juga tidak tahu.

Ku ambil handphone yang sengaja ku letakkan sedikit jauh dari kasur, lalu ku play Honeymoon milik Johnny Stimson. Lagu yang baru - baru ini selalu menemani hariku. Lagu yang dapat membolak-balikkan mood. Lagu yang renyah untuk didengar sembari menyicil proyek novel wishlist 2 tahun lalu, atau sembari mengkhayal tentang indahnya berdua bersama “seseorang” seperti yang dikata Johnny Stimson dalam lirik lagunya.

Lalu, ku buka akun instagramku. Ada satu pesan direct dari seorang teman yang sudah lama tak ku jumpai. Ia menanyakan kabar dan keberadaanku sekarang. Aku menjawab seadanya dan seolah tahu maksud pertanyaannya itu, ku balas lagi, “Mau nikah?”.

Yap! Tebakanku benar. Sebenarnya sudah ada beberapa pesan yang kuterima seperti ini dalam beberapa bulan ini. Aku senang satu-persatu temanku sudah menikah. Mereka sudah berani mengambil keputusan untuk memulai hidup yang baru, menyatukan dua kepala bahkan dua keluarga besar. Sedangkan aku belum kepikiran, lebih tepatnya belum berani, lebih tepatnya lagi belum ketemu jodoh.

Aku kembali pada Timeline akun instagramku. Ku lihat satu-persatu foto yang diupload oleh following-ku, ada akun teman lama, teman baru, dan beberapa akun yang feeds instagramnya enak dipandang. Mereka mengabadikan moment lalu menguploadnya. Ada seorang teman yang sedang bahagia karena ibunya baru saja datang dari Tanah Suci. Ada seorang teman yang baru saja melahirkan seorang putri cantik. Ada seorang teman yang berpose bersama calon suaminya disebuah pantai berlatarkan matahari terbenam. Dan masih banyak lagi.

Rendy Pandugo menyenandungkan lagunya, ku buka playlist lalu ku putar ulang Honeymoon-nya Johnny Stimson (Maapkeun daku babang Rendy). Ku pejamkan mata dan mulai kepikiran tentang beberapa foto yang kulihat tadi.

Waktu sungguh cepat sekali berlalu. Perasaan belum lama aku berangkat pagi - pagi berkostum putih-biru menuju kampus, makan di kantin, dan dikejar target laporan SOAP. Tau-tau sudah 3 tahun saja sejak kelulusanku dan sudah 23 tahun saja aku hidup. Melewati fase demi fase. Menyaksikan perubahan demi perubahan, mulai dari pergantian Presiden sampai bentuk alis teman - temanku yang sedikit lebih lancip dan tebal.

Dan aku bingung mengakhiri blogging kali ini. Yaudah, deh, kalau begitu, selamat menikmati waktu berharga yang diberikan oleh Tuhan. Ingat! Waktu tidak akan pernah bisa diulang, kecuali kamu adalah Yoo So Joon, Manusia Pejelajah Waktu. Hehe

Sekian.