Tulisan mas Indra di buku keduanya
#TulangRusukSusu sukses menggagalkan kerja keras saya selama satu tahun
terakhir ini. Mulai dari Bab Tulang Rusuk Susu sampai Stroberi Yang Pergi,
semua mengingatkan saya tentang kisah cinta asem-asem manis saya dahulu.
ini tersangkanya. |
Benar kata orang, masa-masa SMA adalah masa-masa yang paling menyenangkan. Masa dimana kita mencari-cari jati diri, membangun persahabatan dan menemukan seseorang yang memiliki ruang kosong di salah satu rangka tubuhnya. Yup, tulang rusuk. Mungkinkah ruang kosong itu disediakan untuk saya??
Pria tinggi dengan senyum simpul super manis yang
duduk tepat dua bangku di depan saya, sukses mengalihkan perhatian saya akan suasana
ributnya anak-anak kelas XI IPA2 yang sedang rebutan tempat duduk. Ya, saat itu
baru saja kenaikan kelas, dari kelas X ke kelas XI.
Sebelum kelas dimulai, guru meminta kami untuk memperkenalkan diri satu persatu. Ternyata, pria dengan senyum membelit itu bernama Rangga, anak dari kelas X E. Sudah setahun saya dan dia berada dalam sekolah yang sama. Tapi, baru hari itu saya melihat sosoknya, pria yang mampu mengalihkan perhatian saya. Sebagai salah satu siswi terkece saya merasa gagal.
Sebelum kelas dimulai, guru meminta kami untuk memperkenalkan diri satu persatu. Ternyata, pria dengan senyum membelit itu bernama Rangga, anak dari kelas X E. Sudah setahun saya dan dia berada dalam sekolah yang sama. Tapi, baru hari itu saya melihat sosoknya, pria yang mampu mengalihkan perhatian saya. Sebagai salah satu siswi terkece saya merasa gagal.
Suatu hari entah ada angin apa, Rangga
tukeran tempat duduk. Dia duduk tepat di depan saya lalu membalikkan badannya.
Saya memasang ekspresi bingung, padahal gemeter. Dia bertanya “lagi ngapain?”
dan saya menjawab seadanya. Dari situ percakapan kami berlanjut. Dia bener-bener
seneng musik, jago main gitar dan mempunyai banyak koleksi buku-buku kumpulan
chord gitar gitu. Tanpa berpikir panjang lebar lagi, saya bilang “Pinjam dong”.
Kebetulan saya juga seneng musik dan ingin belajar bermain gitar. Ini
bener-bener kebetulan bukan dibetul-betulin loh ya.
Keesokan harinya, Rangga membawa buku
itu. Aaaaaaaakkk.
Satu tahun bersama dalam satu kelas.
Hubungan saya dan rangga hanya sebatas teman dan pinjam-pinjaman buku chord
gitar. Nyaman itu lebih penting daripada status, kawan.
Memasuki kelas XII saya dan Rangga beda
kelas. Tapi, meskipun berbeda kelas hubungan kami malah semakin dekat. Rangga mulai
sering sms untuk sekedar nanyain "lagi apa" atau "sudah makan belum". Classic, but
it makes me so happy. Kita sering membahas soal musik, sepak bola (maklum saat
itu lagi musim Piala Dunia), dan soal “kita”. Namun, hubungan ini hanya terjadi dalam
zona “sms”. Saat ketemuan, dua-duanya saling menundukkan kepala. Malu, itu yang
selalu mengganggu saya.
Sampai suatu sms terkirim dari Rangga.
“Aku suka sama kamu”
Wowowowowowow saya bales.
“Aku suka sama kamu ????”
Dan Rangga membalas sms saya dengan
jawaban yang tidak pernah saya harapkan. Satu persatu harapan saya pudar. Cerita-cerita
manis yang telah kami lewati bersama kini terasa begitu asem. Hari-hari
terakhir saya di masa-masa SMA pun menjadi kelabu tanpa Rangga. Kami menjadi
begitu jauh.
Sampai hari kelulusan tiba. Tidak ada
komunikasi lagi antara saya dan Rangga. Satu-satunya hal manis yang saya miliki
tentang Rangga adalah rekaman di saat ia tampil bersama bandnya di acara
perpisahan. Jika suatu saat nanti saya kangen dengan senyum khasnya itu,
saya punya penawarnya. Bagi saya ini sudah cukup.
Hari terakhir kami berlalu tanpa kata
pisah. Perih.
Satu tahun setelah hari perpisahan itu
tulang rusuk saya masih belum berpemilik. Tulang rusuk yang hampir bernaung di rangkanya
itu, saya rasa tertinggal ketika saya hendak mencoba mencocokkannya.
Tiba-tiba saja, Rangga muncul lagi. Tepat
di saat raga saya sudah tidak mampu membendung rasa kangen itu lagi. Tuhan
telah mempertemukan kembali saya dan Rangga setelah memisahkan kami selama satu
tahun. Hubungan kami menjadi dekat kembali. Smsan dan jalan bareng, rasa kangen dan sakit
saya perlahan terobati.
Tapi, Rangga sudah tidak sendiri lagi,
dia sudah memiliki pacar. Meski saya merasa bahagia, akan ada hati lain yang
tersakiti. Ya, pacarnya Rangga. Jadi, atas nama cinta saya memutuskan untuk
menyerah terhadap Rangga. Merelakannya setelah lontang-lantung menantinya. Bukankah cinta tak selalu harus memiliki?
Mungkin, Tuhan mempertemukan saya dan
Rangga kembali bukan untuk bersama. Tetapi, untuk mengembalikan tulak rusuk saya
yang tertinggal di raganya Rangga. Dan untuk membuktikan bahwa saya hanyalah
tulang rusuk susu bagi Rangga. Pedih, memang.
Saya yakin, suatu saat nanti saya akan
menjadi tulang rusuk permanen bagi seorang laki-laki hebat di luar sana yang
telah dipersiapkan oleh Tuhan. Rencana Tuhan pasti lebih indah.
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam
#SAYEMBARATULANGRUSUKSUSU yang diadakan oleh @indrawidjaya dan @bukune. Yang mau
ikutan silahkan kepoin blognya Mas Indra di www.indra-widjaya.com
Terima kasih.
NB: Bukan nama sebenarnya
Keren ceritanya, mbak. :D
BalasHapusTerima kasih ;)
HapusNama cowoknya Rangga? Sama dong kayak tokoh fiksi yang gue ciptain hahaha. Apa jangan-jangan memang orang yaang sama? Hehehe.
BalasHapusBukan nama sebenarnya kok. Wuuooooh jangan-jangaaan.
HapusLet's move on. Semoga kelak tulang rusuk permanennya lbh baik dari Rangga (bukan nama sebenarnya kan?)
BalasHapusSukses untuk sayembaranya ya :D
Amin. Iya, bukan nama sebenarnya. Hehe
HapusIya keren ceritanya. Salutttttttttt
BalasHapusoh kebo toh, oh
BalasHapusDiem.
Hapuspengalaman yang ngenes sekali. haha. gua penasaran, apasih balesannya. kok jadi jauh2an gitu
BalasHapusGpp, Ga. Mungkin saya cuma tulang rusuk susu doang buat dia.
Hapusmasa sma emang paling nyenengin, sering ngumpul sama temen dan menikmati hidup. kalo udah kuliah ribet ama skripsi. wehehe :D
BalasHapusBener.
HapusHmm miris. Tapi begitulah cinta. :))
BalasHapusBtw, itu bukannya si Rangga yang nembak ya? tapi kok dia yang memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan yang diharapkan?
Iya, itulah yang sampai sekarang saya masih bingung dan malu mau nanyain soal itu. Gak mungkin juga kan hp dia ngirim sms sendiri.
Hapusduh gitu banget ya ceritanya, tetep semangat move on aja deh ;)
BalasHapusMove nya sih udah tapi belum on.
HapusMiriss banget :'( ternyata cerita kita gak jauh beda... aku juga pernah ngalamin yang begitu, cuma versi lain.
BalasHapusWah teman senasib sepenanggungan nih. Gpp, rencana Tuhan pasti lebih indah, mba. *tos*
Hapusgue sangat terharu banget denger ceritanya....
BalasHapusmoga aza kamu dapat tulang rusuk yang sejati yahh !
Aku udah baca "Tulang Rusuk Susu", dan beneran buku itu bagus. Indra memang pintar bercerita...
BalasHapusRight.
Hapus