Minggu, 30 Maret 2014

Delapan A


Sudah 2 tahun 6 bulan saya menjalani hidup sebagai seorang mahasiswi. Mahasiswi itu berarti anak kuliahan. Tapi sejak awal masuk kampus sampai satu bulan yang lalu, saya rasa lebih tepat saya menyebutnya “Sekolah”. Dulu, yang saya tahu dari ftv-ftv kuliah itu pergi telat pulang cepet, dalam seminggu cuma 3 atau 4 kali masuk kelas, ngecengin senior-senior cakep, ngemodusin dosen-dosen ganteng, atau nggak masuk kelas pas hari kejepit buat liburan. Sungguh surga sekali yang namanya kuliah itu. Eiiiittttss jangan berfikir begitu dulu.

Kenyataannya….

Pergi pagi pulang larut, senin-sabtu full kuliah, ngecengin senior mustahil, toh semuanya perempuan. Dosen ganteng? Hmm lupain deh. Coba-coba nggak masuk kelas alias bolos? Siap-siap aja nggak masuk-masuk kelas lagi. Ternyata kuliah nggak seindah yang ada di ftv-ftv. Kenyataan memang pahit.

Kuliah saya ini sedikit berbeda dengan kuliah-kuliah lainnya. Setiap jam kuliah dari senin-sabtu, dari pagi sampai sore, kami diwajibkan memakai seragam, sepatu hitam dan dituntut untuk selalu berpenampilan rapi. Rambut nggak boleh terurai dan poni nggak boleh nutupin jidat. Jika kalian masuk kampus saya, kalian akan melihat sosok-sosok perempuan anggun dan berkharisma. Padahal aslinya…… yagitudeh

Seperti halnya teman-teman saya di kelas Delapan A, mereka cerdas, kritis, aneh, alay, kompor. Pokoknya keren deh. Saking kerennya, dosen yang ngajar bisa terharu lalu nangis atau ngambek nggak mau masuk kelas lagi. Itu namanya prestasi, kan? Silahkan jawab sesuai iman masing-masing.

Oke, sekarang mari kita mengenal Delapan A lebih dalam lagi.

Delapan A dihuni oleh 48 orang perempuan. Bisa dibayangin gimana hebohnya kelas kalau lagi belajar apalagi kalau jam kosong. Kalau diantara kalian ada yang pernah ke pasar ikan kalian pasti tahu hebohnya seperti apa. Bagi yang belum pernah ke pasar ikan, silahkan ke pasar ikan dulu.

Dari 48 mahasiswi masing-masing memiliki karakter yang berbeda. Ada yang alay, cengengesan, jaim, tidur di kelas, kentut sembarangan, dateng terlambat, jualan pakaian, jualan kue, semua lengkap. Namun, selain aneh, anak-anak Delapan A juga pinter-pinter. Pinter diskusi, pinter ngegambar, pinter joget, pinter nyanyi, pinter ngelawak, sampai yang pinter ngeles ada.

Beberapa bukti keanehan anak-anak Delapan A. Cekidot..

Kuliah gak pake kaos kaki. Yang pake kaos kaki
emalah sepatunya lain sebelah.
Beginilah jadinya kalau masa
kecil kurang bahagia.
Main games, yang kalah mukanya di coret-coret.
Selagi mata masih bisa pejam, tidur bisa dimana saja. 
Kan.. sudah saya bilang, tidur bisa dimana saja.
Korban LDR
Ilmu gak cuma di dapet dari buku, dari televisi juga bisa.
Selalu ada yang super aneh diantara
yang aneh. Sule.
Ketua kelas Delapan A, satu hari bisa
pindah tempat duduk sepuluh kali
dan selalu dateng pagi
Dari jualan pakaian, tas, parfum sampai
jualan kacang, dia paling jago.
Wilayah paling sakral di kelas, tepat di depan meja dosen.
Mmm.. sebut saja dia “….”
Disaat lagi serius, ya serius.
Disaat lagi narsis, ya narsis.
Di bawah lemaripun ada yang narsis
Promotor, temukanlah kami. JKT48 Third generation.

Selama 2 tahun 3 bulan dari senin sampai sabtu dari jam 07.30-14.30 WIB selalu kami lewati bersama. Tergabung dalam satu kelas. Delapan A.

Tapi, semenjak satu bulan yang lalu anggota Delapan A mulai terpencar dimana-mana. Ya, memang. Semester 6 sudah nggak ada mata kuliah, itu berarti nggak ada lagi namanya belajar di dalem kelas dan nggak ada lagi kekompakan kelas. Individual step. Sekarang ke kampus hanya jika ada keperluan saja atau konsultasi dengan dosen pembimbing tugas akhir. Semua sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Dan akhirnya, saya merasakan bagaimana rasanya menjadi mahasiswi semester akhir. Menegangkan dan sepi sekali.

Sekarang, tiba-tiba saja saya rindu sama suasana kelas Delapan A. Saya rindu suasana ribut dan teriakan anak-anak Delapan A. Saya rindu melakukan hal-hal aneh saat belajar di kelas. Saya rindu bangun pagi lalu tergesa-gesa ke kampus. Saya rindu menandatangani KHK mata kuliah. Saya rindu tertawa bersama anak-anak Delapan A. Saya rindu belajar dan bermain bersama anak-anak Delapan A. Saya rindu dengan sikap kekritisan anak-anak Delapan A. Saya rindu coretin muka-muka anak Delapan A. Dan saya juga rindu sama wali kelas Delapan A. Ibu yang selalu mendengarkan keluh kesah kami. Ibu Lilik. I really miss all the moment of the 8A Class.

Buka bersama Delapan A tahun lalu. Masih bareng Ibu Lilik.

Memang, kami masih sering bertemu saat konsultasi di kampus. Tapi, “Delapan A”-nya itu mungkin tidak akan pernah saya temui lagi. Kami sudah berada di tingkat akhir. Tingkat paling atas. Tingkat yang pasti akan di lewati setiap mahasiswi. Tingkat yang katanya memiliki kestressan paling tinggi. Tingkat dimana kita belajar untuk sabar dan harus berani. Semua memang harus dilewati untuk bisa terus melangkah ke depan. Meraih cita-cita dan tentunya membanggakan kedua orang tua. So... Keep fighting, guys.

See you on our graduation, A Class.

16 komentar:

  1. like it...
    tambah lagi cerita nya...
    hehehhee...

    BalasHapus
  2. ini aksi kami gak pernah ditemuin di kampus manapun

    BalasHapus
  3. Kelihatannya seru gitu ya hehe. Ah, bentar lagi lulus juga, bakal kangen sama temen-temen :|

    BalasHapus
  4. diploma kesehatan ya?
    semoga cepet lulus deh mbak. gua juga udah masuk semester 4 aja nih. bentar lagi jg mau lulus. duh, gak kerasa waktu cepat berlalu

    BalasHapus
  5. Kerenn mie uhhh terharu seneng sampai lucuuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks. I really really really really miss all the moment.

      Hapus
  6. Kerenn mie uhhh terharu seneng sampai lucuuu

    BalasHapus
  7. mau tugas akhir ya? semangat ya?
    jadikan teman-temanmu motivasi...
    masuk bareng, keluarnya harus bareng juga lah...

    BalasHapus
  8. Delapan A keren bingit

    BalasHapus

Mohon kritik, saran, dan kasih sayangnya teman - teman :D