Sudah 2 tahun 6 bulan saya
menjalani hidup sebagai seorang mahasiswi. Mahasiswi itu berarti anak kuliahan.
Tapi sejak awal masuk kampus sampai satu bulan yang lalu, saya rasa lebih tepat
saya menyebutnya “Sekolah”. Dulu, yang saya tahu dari ftv-ftv kuliah itu pergi telat pulang cepet, dalam seminggu cuma 3
atau 4 kali masuk kelas, ngecengin senior-senior cakep, ngemodusin dosen-dosen
ganteng, atau nggak masuk kelas pas hari kejepit buat liburan. Sungguh surga
sekali yang namanya kuliah itu. Eiiiittttss
jangan berfikir begitu dulu.
Kenyataannya….
Pergi pagi pulang larut, senin-sabtu full kuliah, ngecengin senior mustahil, toh semuanya perempuan. Dosen ganteng?
Hmm lupain deh. Coba-coba nggak masuk kelas alias bolos? Siap-siap aja nggak masuk-masuk
kelas lagi. Ternyata kuliah nggak seindah yang ada di ftv-ftv. Kenyataan memang pahit.
Kuliah saya ini sedikit berbeda dengan
kuliah-kuliah lainnya. Setiap jam kuliah dari senin-sabtu, dari pagi sampai
sore, kami diwajibkan memakai seragam, sepatu hitam dan dituntut untuk selalu
berpenampilan rapi. Rambut nggak boleh terurai dan poni nggak boleh nutupin
jidat. Jika kalian masuk kampus saya, kalian akan melihat sosok-sosok perempuan
anggun dan berkharisma. Padahal aslinya…… yagitudeh
Seperti halnya teman-teman saya di kelas
Delapan A, mereka cerdas, kritis, aneh, alay, kompor. Pokoknya keren deh.
Saking kerennya, dosen yang ngajar bisa terharu lalu nangis atau ngambek nggak
mau masuk kelas lagi. Itu namanya prestasi, kan? Silahkan jawab sesuai iman
masing-masing.
Oke, sekarang mari kita mengenal Delapan
A lebih dalam lagi.
Delapan A dihuni oleh 48 orang
perempuan. Bisa dibayangin gimana hebohnya kelas kalau lagi belajar apalagi
kalau jam kosong. Kalau diantara kalian ada yang pernah ke pasar ikan kalian
pasti tahu hebohnya seperti apa. Bagi yang belum pernah ke pasar ikan, silahkan
ke pasar ikan dulu.
Dari 48 mahasiswi masing-masing memiliki
karakter yang berbeda. Ada yang alay, cengengesan, jaim, tidur di kelas, kentut
sembarangan, dateng terlambat, jualan pakaian, jualan kue, semua lengkap.
Namun, selain aneh, anak-anak Delapan A juga pinter-pinter. Pinter diskusi,
pinter ngegambar, pinter joget, pinter nyanyi, pinter ngelawak, sampai yang
pinter ngeles ada.
Beberapa bukti keanehan anak-anak
Delapan A. Cekidot..
Kuliah gak pake kaos kaki. Yang pake kaos kaki emalah sepatunya lain sebelah. |
Beginilah jadinya kalau masa kecil kurang bahagia. |
Main games, yang kalah mukanya di coret-coret. |
Selagi mata masih bisa pejam, tidur bisa dimana saja. |
Kan.. sudah saya bilang, tidur bisa dimana saja. |
Korban LDR |
Ilmu gak cuma di dapet dari buku, dari televisi juga bisa. |
Selalu ada yang super aneh diantara yang aneh. Sule. |
Ketua kelas Delapan A, satu hari bisa pindah tempat duduk sepuluh kali dan selalu dateng pagi |
Dari jualan pakaian, tas, parfum sampai jualan kacang, dia paling jago. |
Wilayah paling sakral di kelas, tepat di depan meja dosen. |
Mmm.. sebut saja dia “….” |
Disaat lagi serius, ya serius. |
Disaat lagi narsis, ya narsis. |
Di bawah lemaripun ada yang narsis |
Promotor, temukanlah kami. JKT48 Third generation.
|
Selama 2 tahun 3 bulan dari senin sampai
sabtu dari jam 07.30-14.30 WIB selalu kami lewati bersama. Tergabung dalam satu
kelas. Delapan A.
Tapi, semenjak satu bulan yang lalu
anggota Delapan A mulai terpencar dimana-mana. Ya, memang. Semester 6 sudah
nggak ada mata kuliah, itu berarti nggak ada lagi namanya belajar di dalem
kelas dan nggak ada lagi kekompakan kelas. Individual
step. Sekarang ke kampus hanya jika ada keperluan saja atau konsultasi
dengan dosen pembimbing tugas akhir. Semua sudah sibuk dengan urusan
masing-masing. Dan akhirnya, saya merasakan bagaimana rasanya menjadi mahasiswi
semester akhir. Menegangkan dan sepi sekali.
Sekarang, tiba-tiba saja saya rindu sama
suasana kelas Delapan A. Saya rindu suasana ribut dan teriakan anak-anak
Delapan A. Saya rindu melakukan hal-hal aneh saat belajar di kelas. Saya rindu
bangun pagi lalu tergesa-gesa ke kampus. Saya rindu menandatangani KHK mata
kuliah. Saya rindu tertawa bersama anak-anak Delapan A. Saya rindu belajar dan
bermain bersama anak-anak Delapan A. Saya rindu dengan sikap kekritisan
anak-anak Delapan A. Saya rindu coretin muka-muka anak Delapan A. Dan saya juga
rindu sama wali kelas Delapan A. Ibu yang selalu mendengarkan keluh kesah kami.
Ibu Lilik. I really miss all the moment of the 8A Class.
Memang, kami masih sering bertemu saat
konsultasi di kampus. Tapi, “Delapan A”-nya itu mungkin tidak akan pernah saya
temui lagi. Kami sudah berada di tingkat akhir. Tingkat paling atas. Tingkat
yang pasti akan di lewati setiap mahasiswi. Tingkat yang katanya memiliki kestressan
paling tinggi. Tingkat dimana kita belajar untuk sabar dan harus berani. Semua
memang harus dilewati untuk bisa terus melangkah ke depan. Meraih cita-cita dan
tentunya membanggakan kedua orang tua. So... Keep fighting, guys.
See
you on our graduation, A Class.
like it...
BalasHapustambah lagi cerita nya...
hehehhee...
Thank you, next time.
Hapusini aksi kami gak pernah ditemuin di kampus manapun
BalasHapusKelihatannya seru gitu ya hehe. Ah, bentar lagi lulus juga, bakal kangen sama temen-temen :|
BalasHapusAmin..
Hapusdiploma kesehatan ya?
BalasHapussemoga cepet lulus deh mbak. gua juga udah masuk semester 4 aja nih. bentar lagi jg mau lulus. duh, gak kerasa waktu cepat berlalu
iya, amin.
HapusKerenn mie uhhh terharu seneng sampai lucuuu
BalasHapusThanks. I really really really really miss all the moment.
HapusKerenn mie uhhh terharu seneng sampai lucuuu
BalasHapusmau tugas akhir ya? semangat ya?
BalasHapusjadikan teman-temanmu motivasi...
masuk bareng, keluarnya harus bareng juga lah...
Sip. Pasti. Harus.
HapusDelapan A keren bingit
BalasHapusYup!
HapusTerharu :)
BalasHapus:')
Hapus