Saya adalah seorang mahasiswi di salah satu Akademi
Kebidanan di Kalimantan Barat. Sekarang berada di semester V dan sedang
mempersiapkan PKL (Program Kuliah Lapangan), melewati berbagai macam ujian, kemudian
selanjutnya menyusun dan menyelesaikan KTI (Karya Tulis Ilmiah) dengan segera. Semua
pencapaian saya sampai ini tidak terlepas dari jerih payah kedua orang tua saya.
Cita-cita saya sewaktu kecil adalah menjadi dokter. Ya
walaupun sewaktu kontes TK dulu Saya memakai seragam polisi karena tidak
kebagian seragam dokter.
Foto saat TK |
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, saya mulai
menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan komputer, edit-mengedit dan
sejenisnya. Tetapi, keinginan Saya untuk menjadi seorang dokter tetap tidak Saya
lupakan. Terus kenapa sekarang kuliah di kebidanan?? Ya itu dia, ibu, Saya akan
menjelaskannya kemudian.
Dulu tidak pernah terpikirkan dibenak saya untuk
menjadi seorang bidan. Apa tugas dari bidan itu sendiri saya tidak tahu, tapi
ntah kenapa sekarang saya menjadi mencintai dunia saya sekarang ini, membantu
para ibu dalam mempersiapkan kehamilan, persalinan, nifas, menyusui hingga masa
pertumbuhan dan perkembangan anak. Di kebidanan saya menyadari bahwa betapa
besarnya pengorbanan seorang ibu dalam mempersiapkan yang terbaik untuk buah
hati mereka, membawamu kemana saja ibu pergi selama kurang lebih 40 minggu,
menahan rasa sakit ketika kamu terus mendorong keluar untuk melihat dunia,
menyusuimu dan memelukmu dengan kasih sayang, menimangmu saat kamu menguarkan
air mata, meninabobokanmu ketika kamu ingin tidur. Teman, ibu kita adalah
seseorang yang hebat. Sayangi, hormati dan bahagiakanlah ibu.
Menurut Saya peran seorang ibu dalam
pertumbuhan dan perkembangan saya sangatlah besar. Apalagi peran ibu dalam
mempersiapkan saya menjadi seorang pemimpin kecil, seseorang yang percaya diri,
mandiri, kreatif dan bertanggung jawab sangat amat besar. Mengapa?? Karena ibu adalah sosok
yang paling mengerti KITA, anak, sosok yang tidak pernah berhenti mencurahkan
rasa kasih sayangnya, sosok yang selalu ada disaat kita jatuh dan bangun, sosok
yang selalu mendo’akan yang terbaik untuk KITA, anak, sosok yang mampu
menjadikan seseorang yang biasa menjadi luar biasa.
Seorang anak yang di didik dengan
perhatian dan kasih sayang akan mudah menjadi pribadi yang lembut, sopan,
santun. Sebaliknya jika di didik dengan kekerasan, caci maki bahkan memukul,
anak akan cenderung menjadi pribadi yang keras, memberontak dan takut untuk
melakukan sesuatu hal baru meskipun itu benar.
Dulu saya tidak percaya jika pola
mendidik seperti itu benar, tetapi saya salah. Pola didik orang tua adalah hal
yang sangat berpengaruh besar dalam membentuk pribadi seorang anak. Sekarang
Saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman Saya bersama ibu.
Saya bersama Ibu |
Walaupun kami adalah suatu keluarga
yang sederhana, Ibu selalu memberi saya makanan yang bergizi, ibu selalu
berusaha memberikan yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan Saya.
Setiap pagi ibu selalu membuatkan sarapan, setiap memasuki ulangan semester ibu
selalu merebus telur ayam kampung setengah matang, ibu bilang agar mudah
menjawab setiap soal-soalnya dan mudah mengingat pelajaran yang telah
dipelajari. Ajaibnya dengan makan makanan buatan ibu setiap pagi, Saya dapat
dengan mudah menyerap pelajaran dan alhamdulillah selalu mendapatkan peringkat
pertama semasa sekolah. Teman, setiap ibu pasti akan selalu
memperhatikan kebutuhan nutrisi anaknya, tidak memandang sejauh mana latar
belakang pendidikan dan kemampuan ekonomi, Ibu akan selalu berusaha semaksimal
mungkin memberikan nutrisi yang terbaik untuk KITA, anaknya. Tidak ada ibu yang
tidak ingin melihat anaknya tumbuh menjadi seseorang yang hebat, seseorang yang percaya
diri, mandiri, kreatif dan bertanggung jawab.
Dukungan emosional Ibu sangat
mujarab bagi Saya. Pernah ketika itu sewaktu pulang sekolah saat TK kaki saya
terjepit oleh putaran roda sepeda tetapi dengan belaian lembut tangan ibu di
kaki saya dan berbagai kata penuh do’a tulus, sakitnya seketika hilang. Lagi-lagi
saya menyadari bahwa kasih sayang seorang ibu dapat mebuat Saya lebih kuat,
lebih merasa diperhatikan, lebih merasa di anggap, lebih merasa bahwa Saya
benar-benar diharapkan ada.
Udah kelihatan narsisnya :)) |
Sejak kecil Saya sudah diperkenalkan dengan agama. Dulu
Ibu sering membawa Saya ke setiap acara pengajian, sebagai anak yang selalu
ingin tahu, Saya selalu semangat pergi bersama ibu, mendengarkan Ibu dan
Ibu-Ibu lainnya mengaji dan pada akhirya Saya ikut serta. Bukan pengajian
ibu-ibu tetapi ikut serta dalam sebuah TPA (Taman Pendidikan Al-qur’an). TPA
adalah suatu tempat dimana kita diperkenalkan soal agama, belajar mengaji
bersama dan juga bersosialisasi dengan teman-teman lain. Sejalan dengan itu, Saya mengikuti lomba
membaca al-qur’an. Dengan kemampuan mengaji Saya yang awalnya di ajarkan oleh
Ibu dan Ayah, alhamduillah Saya mendapatkan juara kedua. Lihatlah teman, semua
selalu berawal dari Ibu, karena ibu.
Disamping semua itu ibu tidak pernah membatasi dan mengharuskan saya untuk melakukan sesuatu, ia selalu berusaha untuk mengarahkan saya ke arah yang lebih baik dan keputusan semuanya ada di tangan saya.
Saya sangat dekat dengan ibu saya, seperti kaki kanan dan
kaki kiri, dimana kaki kanan melangkah disitu juga kaki kiri ikut melangkah
juga. Ibu adalah seseorang yang membuat saya menjadi mencintai dunia yang saya
jalani sekarang, yap kuliah di kebidanan, dunia dimana Saya menjadi mengerti
betapa besarnya peran seorang Ibu dalam mempersiapakan KITA, anaknya, untuk
menjadi seseorang yang percaya diri, mandiri, kreatif, bertanggung jawab dan
mampu memimpin diri sendiri dan mungkin di masa yang akan datang akan mampu
memimpin lebih banyak orang.
Oh iya, soal bagaimana saya bisa
kuliah bidan seperti yang saya jelaskan di atas, begini ceritanya. Ketika itu
di saat awal kelas XII, orang tua saya bertanya “Nanti setelah lulus mau kuliah
apa?” Saya menjawab “Komputer” ketika Saya menjawab dengan jawaban itu saya bukanya
melupakan cita-cita Saya dimasa kecil yaitu “Dokter” tetapi Saya sadar biaya
kuliah kedokteran lumayan tinggi dan alasan-alasan lain. Mendengarkan keinginan
saya tersebut orang tua saya tampaknya mendukung dan menyuruh Saya untuk
memikirkannya kembali matang-matang.
Sejalan dengan berjalannya waktu Saya
mulai ragu dengan pilihan Saya, kemudian ibu Saya berkata “Beneran ingin
menjadi dokter?” Saya terdiam. Terus ibu Saya bilang lagi “Pernah dengar
tentang kuliah kebidanan?” Saya kembali terdiam kemudian berpikir kebidanan dan
kedokteran adalah bidang yang tidak jauh-jauh amat, masih dalam bidang
kesehatan, lagipula biaya kuliah kebidanan tidak setinggi kuliah kedokteran.
Singkat cerita, saya mulai penasaran dan mulai mencari segala informasi tentang kebidanan, baik dengan bertanya pada ibu maupun searching di internet.
Sampai pada saatnya tiba Saya
mendaftar di dua tempat, pertama di salah satu akademi kebidanan di kalimantan Barat
dan kedua di salah satu universitas negeri di Kalimantan Barat juga, jurusan komputer.
Hasilnya Saya lulus di kebidanan. Meskipun sebelumnya tidak pernah terpikirkan
dibenak Saya untuk kuliah di kebidanan tetapi (sekali lagi) saya
sangat amat mencintai dunia saya sekarang ini. Ikut serta membantu perjuangan seorang ibu dalam melahirkan anaknya. Tidak hanya
itu, pada masa kehamilan juga banyak ibu-ibu yang datang periksa hamil dan
bertanya hal-hal yang perlu dilakukan untuk janin agar tumbuh dan berkembang
dengan baik. Teman, peran seorang ibu dalam menjadikan kita
seorang pemimpin tidaklah hanya saat usia dini. Kita benar-benar dipersiapakan
bahkan sebelum ibu kita hamil, saat hamil dan masa-masa awal kehidupan kita
hingga sampai kelak kita menjadi seseorang yang berguna, menjadi pemimpin bagi
diri kita sendiri dan khususnya bagi para perempuan hingga ia menjadi seorang ibu kembali
bahkan setelah itu.
Dari tulisan saya di atas dapat
disimpulkan bahwa peran seorang ibu sangat penting dalam membentuk pribadi
seorang pemimpin dalam diri anak. Selain nutrisi, edukasi dan stimulasi,
sebagai seorang ibu, ibu saya selalu mencurahkan rasa kasih sayang, perhatian
dan memperlakukan saya sewajarnya. Maksudnya jika saya salah ya tetap salah dan
kedepannya tidak boleh salah lagi, ibu selalu menasehati saya agar saya menjadi
orang yang lebih baik, dari yang salah menjadi benar, dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Satu diantaranya adalah saya, tentunya yang paling cantik ya. hehe.. |
Oh iya, para ibu tidak perlu khawatir karena SARIHUSADA juga membantu dalam mempersiapakan buah hati ibu menjadi seorang pemimpin kecil. SARIHUSADA melakukan kegiatan / program sosial yang berfokus untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak, diantaranya adalah Dunia Prestasi, Ayo Melek Gizi, SGM Prestasi Center, Nutritalk, Dunia Prestasi Bunda, Taman Pintar, Lactamil Mama Care, Rumah Srikandi, Mobil Dunia Prestasi, Seminar Srikandi, Warung Anak Sehat dan Srikandi Award.
Semua Program sosial tersebut tercantum di Kalender ini |
Ayo Melek Gizi |
Taman Pintar |
Taman Srikandi, meningkatkan keterampilan anak. |
Mobil Dunia Prestasi |
Sekian yang dapat saya sampaikan. Pesan saya.... sayangi, hormati dan
bahagiakanlah ibu.
For my mom, I love you.
Tulisan ini diikutsertakan dalam #LombaBlogNUB
aaaaaaaaa I Love You,,,, sial selalu bikin kagum
BalasHapusiya iya aku tau, kok.
BalasHapusAh, jadi pengen meluk nyokap :')
BalasHapuspeluk sekarang, vin.
Hapusbaru terasa jasa ibu ketika giliran mjd ibu datang. :-)
BalasHapusiya ya, mak.
Hapus