Hari ini adalah hari terakhir UN (Ujian Nasional).
Siswa-siswi SMAN 3 terlihat mengerjakan soal dengan seksama. Ada diantara
mereka yang juga terlihat sudah selesai mengerjakan. Ketika bel berbunyi
siswa-siswi keluar dari ruangan dengan perasaan lega. Mereka mengekspresikan
perasaan lega dengan menyanyi, berteriak, loncat-loncat dan ada juga yang duduk
terdiam di bangku depan sekolah sambil menatap sekeliling lapangan basket. Anak
itu adalah Hamdi.
“Ndi, ikut anak-anak futsal yuk ?” ajak Reza yang
datang menghampiri Hamdi
“Kapan? Umm.. kayaknya gue gak bisa. Sorry” jawab
Hamdi dengan wajah tanpa ekspresi
“ih ih kenapa muka Lo ndi. Serem” lanjut Reza dengan
nada mengejek
“Gue bingung za, kan bentar lagi.... Zaraaaaa.....”
teriak Hamdi pada Zara
“Sorry bro, gue duluan” Lanjut Hamdi sembari
meninggalkan Reza
Zara adalah teman
sekelas Hamdi dan Reza. Hamdi memiliki perasaan lebih dari sekedar teman pada
Zara, dia menyukai Zara semenjak kelas X. Namun, Hamdi tidak berani
mengungkapkan perasaannya. Ia selalu menyembunyikannya dan hanya menyampaikan
perasaan tulus itu lewat lagu-lagu cinta nan galau ciptaannya.
Zara termasuk siswi
populer di sekolah. Selain cantik dan pintar, ia juga dikenal sebagai playgirl.
Setiap hari ia selalu diantar-jemput supir ke sekolah dan kadang juga di
antar-jemput oleh pacar-pacarnya. Ia selalu membawa buku biru kesayangannya
kemana-kemana. Tidak ada yang tau apa yang selalu ditulisnya dibuku biru itu,
bahkan ia membuat perjanjian dengan setiap pacarnya, jika ingin mengetahui isi buku
biru itu, mending putus.
“Hey mau pulang ?”
tanya Hamdi
“Ya iyalah, mau
nganterin ?” canda Zara
“Widih.. Pacar-pacar loe
kemana ? putus lagi ?” ejek Hamdi
Tiit...tiiit...tiiit...
handphone Zara berbunyi
“Sorry, sebentar Ndi”
ucap Zara
“Ye..” Jawab Hamdi sembari
berjalan meninggalkan Zara yang sedang menggangkat telpon
Sambil berjalan Hamdi
berpikir bagaimana cara mengungkapkan perasaannya. Ia tidak merasa lebih baik dari
pacar-pacar Zara sebelumnya. Ia berpikir jika tidak diungkapkan secepatnya dan
terus menyembunyikan perasaannya itu hanya akan menjadikan saat-saat berasama
Zara sebagai kenangan, seperti lagu-lagu yang sering ia ciptakan. Lagipula
sebentar lagi sekolah akan berakhir dan akan sulit untuk bertemu Zara karena
Zara berencana untuk kuliah di luar negeri.
“Hamdi......” teriak
Zara saat ia menyadari bahwa Hamdi meninggalkannya
Hamdi berbalik arah dan
melambaikan tangan, kemudian tanpa disadari, ia merentangkan kedua tangan
seolah-seolah ingin merangkul Zara di pelukannya.
Zara mendekat kemudian
berkata “hey loe lagi ngapain ?? pengen meluk gue ?? hahaha”
“Gue lagi merilekskan
otot-otot kali, idih GR” jawab Hamdi
“ngeles aja” ucap Zara
“Zar.... gue mau
ngomong sama loe nih, penting” ucap Hamdi sambil melangkahkan kakinya
“Apa? Kan sekarang kita
lagi ngomongkan?” jawab Zara mengikuti langkah kaki Hamdi
“Bukan itu maksud gue,
gini Zar..” lanjut Hamdi
“Apa?” tanya Zara
penasaran
“Loe udah denger lagu
ciptaan gue?” Hamdi balas bertanya
“udah, terus ?” jawab
Zara singkat
“Gue nanya aja kok”
jawab Hamdi menunduk
“Gue akuin loe emang
jago banget nyiptain lagu, kapan-kapan ciptain lagu buat gue dong”
“Apa?? Lagu buat loe?
Oh i..yaa...i...yaa...bisa di atur” jawab Hamdi terbata-bata.
Mereka berdua saling
bercerita sambil berjalan menuju ke rumah masing-masing. Sesampainya di
persimpangan jalan menuju rumah Zara, Zara terus melangkahkan kakinya dan Hamdi
diam terpaku, ia terus menatap Zara hingga Zara tak nampak lagi di tatapannya.
----Bersambuuuuung----
pengen banget gue bikin cerpen -_- tapi gabisaa, mampir ke blog gue ya hhihiw
BalasHapusSaya juga masih belajar hehe. Oke
Hapus