Senin, 07 Oktober 2013

Jarak Tak Berarti Kita Jauh [Chapter 1]

Hari ini adalah hari terakhir UN (Ujian Nasional). Siswa-siswi SMAN 3 terlihat mengerjakan soal dengan seksama. Ada diantara mereka yang juga terlihat sudah selesai mengerjakan. Ketika bel berbunyi siswa-siswi keluar dari ruangan dengan perasaan lega. Mereka mengekspresikan perasaan lega dengan menyanyi, berteriak, loncat-loncat dan ada juga yang duduk terdiam di bangku depan sekolah sambil menatap sekeliling lapangan basket. Anak itu adalah Hamdi.

“Ndi, ikut anak-anak futsal yuk ?” ajak Reza yang datang menghampiri Hamdi
“Kapan? Umm.. kayaknya gue gak bisa. Sorry” jawab Hamdi dengan wajah tanpa ekspresi
“ih ih kenapa muka Lo ndi. Serem” lanjut Reza dengan nada mengejek
“Gue bingung za, kan bentar lagi.... Zaraaaaa.....” teriak Hamdi pada Zara
“Sorry bro, gue duluan” Lanjut Hamdi sembari meninggalkan Reza

Zara adalah teman sekelas Hamdi dan Reza. Hamdi memiliki perasaan lebih dari sekedar teman pada Zara, dia menyukai Zara semenjak kelas X. Namun, Hamdi tidak berani mengungkapkan perasaannya. Ia selalu menyembunyikannya dan hanya menyampaikan perasaan tulus itu lewat lagu-lagu cinta nan galau ciptaannya.

Zara termasuk siswi populer di sekolah. Selain cantik dan pintar, ia juga dikenal sebagai playgirl. Setiap hari ia selalu diantar-jemput supir ke sekolah dan kadang juga di antar-jemput oleh pacar-pacarnya. Ia selalu membawa buku biru kesayangannya kemana-kemana. Tidak ada yang tau apa yang selalu ditulisnya dibuku biru itu, bahkan ia membuat perjanjian dengan setiap pacarnya, jika ingin mengetahui isi buku biru itu, mending putus. 
“Hey mau pulang ?” tanya Hamdi
“Ya iyalah, mau nganterin ?” canda Zara
“Widih.. Pacar-pacar loe kemana ? putus lagi ?” ejek Hamdi
Tiit...tiiit...tiiit... handphone Zara berbunyi
“Sorry, sebentar Ndi” ucap Zara
“Ye..” Jawab Hamdi sembari berjalan meninggalkan Zara yang sedang menggangkat telpon

Sambil berjalan Hamdi berpikir bagaimana cara mengungkapkan perasaannya. Ia tidak merasa lebih baik dari pacar-pacar Zara sebelumnya. Ia berpikir jika tidak diungkapkan secepatnya dan terus menyembunyikan perasaannya itu hanya akan menjadikan saat-saat berasama Zara sebagai kenangan, seperti lagu-lagu yang sering ia ciptakan. Lagipula sebentar lagi sekolah akan berakhir dan akan sulit untuk bertemu Zara karena Zara berencana untuk kuliah di luar negeri.

“Hamdi......” teriak Zara saat ia menyadari bahwa Hamdi meninggalkannya
Hamdi berbalik arah dan melambaikan tangan, kemudian tanpa disadari, ia merentangkan kedua tangan seolah-seolah ingin merangkul Zara di pelukannya.
Zara mendekat kemudian berkata “hey loe lagi ngapain ?? pengen meluk gue ?? hahaha”
“Gue lagi merilekskan otot-otot kali, idih GR” jawab Hamdi
“ngeles aja” ucap Zara
“Zar.... gue mau ngomong sama loe nih, penting” ucap Hamdi sambil melangkahkan kakinya
“Apa? Kan sekarang kita lagi ngomongkan?” jawab Zara mengikuti langkah kaki Hamdi
“Bukan itu maksud gue, gini Zar..” lanjut Hamdi
“Apa?” tanya Zara penasaran
“Loe udah denger lagu ciptaan gue?” Hamdi balas bertanya
“udah, terus ?” jawab Zara singkat
“Gue nanya aja kok” jawab Hamdi menunduk
“Gue akuin loe emang jago banget nyiptain lagu, kapan-kapan ciptain lagu buat gue dong”
“Apa?? Lagu buat loe? Oh i..yaa...i...yaa...bisa di atur” jawab Hamdi terbata-bata.

Mereka berdua saling bercerita sambil berjalan menuju ke rumah masing-masing. Sesampainya di persimpangan jalan menuju rumah Zara, Zara terus melangkahkan kakinya dan Hamdi diam terpaku, ia terus menatap Zara hingga Zara tak nampak lagi di tatapannya.

----Bersambuuuuung----

2 komentar:

  1. pengen banget gue bikin cerpen -_- tapi gabisaa, mampir ke blog gue ya hhihiw

    BalasHapus

Mohon kritik, saran, dan kasih sayangnya teman - teman :D