GENG CWEK (Part 1)

Aku duduk pada sebuah bangku panjang milik ibu - ibu penjual es rumput laut, sambil menunggu pesananku selesai dibuat. Ami datang membawa manisan buah yang baru saja dibelinya, lalu duduk di sampingku. Menawarkannya kepadaku dan ku bilang tidak mau.

“Ini, Nak” Ucap Bu Sri seraya memberikan sebungkus es rumput laut lengkap dengan pipetnya.

Aku dan Ami menikmati jajanan masing - masing sambil mengamati setiap kendaraan yang lalu - lalang tak kunjung henti. Berharap Ayah atau Ibu atau siapa saja segera tiba menjemput.

“Hahahaha” Ami tiba – tiba tertawa.

“Kenapa, Mi?” Aku bertanya, keheranan.

“Itu orang yang barusan lewat pake motor, helm-nya lucu”

Lalulah, kami berdua kembali mengamati setiap kendaraan yang lewat di jalan itu. Dan menangkap berbagai hal - hal aneh yang mudah untuk ditertawakan. Membunuh detik demi detik sampai akhirnya Ami dijemput Ayahnya duluan, dan aku tak lama kemudian.

---ooo---

Hari ini adalah hari kedua UAN, mata pelajaran Matematika. Aku senang Matematika, makanya mudah bagiku mengerjakannya hari itu. Setelah selesai mengerjakan semua soal, ku periksa sekali lagi barangkali ada yang belum terjawab. Lalu kutebalkan jawabanku dengan pensil IIB pada setiap kolom jawaban A, B, C, atau D. Kupastikan tidak ada coretan sedikit pun pada lembar jawabanku. Oh, iya, LJK namanya. Lembar Jawaban Komputer, yang sistem pengoreksiannya dilakukan oleh komputer. Konon katanya kalau LJK-mu kotor, ada coretan di luar kolom jawaban, kurang tebal menandai jawaban, salah mengisi identitas, atau tersobek, maka komputer tak dapat mendeteksinya, erorr, lalu tidak lulus ujian. Horor.

Bel tanda waktu ujian selesai berbunyi. Aku beranjak dari bangku, lalu mengumpulkan Lembar Jawaban Komputer-ku. Aku membawanya dengan hati - hati bak pembawa baki bendera pusaka upacara 17 agustusan. Lalu keluar dengan perasaan lega dan berharap semua jawabanku benar.

Aku menyusuri lorong sekolah, hendak menuju warung Bu Sri tempat biasa aku menunggu jemputan. Baru melangkah beberapa langkah, aku melihat Intan di depan ruang 2 kelas ujian sedang menangis tersedu - sedu. Kuhampiri dirinya.

Selidik punya selidik, ternyata Lembar Jawaban Komputer milik Intan tersobek saat ia menghapus beberapa coretan di luar kolom jawaban. Aku berusaha menenangkan. Beberapa teman yang lain memberi solusi untuk minta Lembar Jawaban Komputer baru ke ruang pengawas. Lalu menyalin jawaban Intan ke LJK baru itu. Intan menyeka air mata.

Dengan mata sembab ia menuju ke Ruang Pengawas. Dan entah apa yang terjadi selanjutnya aku lupa. Ntar aku tanyain ke Intan dulu, deh. Hahaha.

---ooo---

Hari minggu adalah hari yang menyenangkan bagi setiap orang, termasuk aku. Bangun tidur, terus menonton televisi sampai siang. Kadang sorenya aku pergi ke warnet untuk sekedar mendownload lagu. Tetapi, hari ini berbeda. Ada Puji di rumahku. Ia diantar oleh Ibunya ke rumahku. Ingin main.

Puji adalah teman sekelasku di SMP, sama seperti Ami dan Intan. Tapi yang pertama kali main ke rumahku, adalah Puji. Maklum rumahku jauh dari lingkar kota.

Ku ajak Puji bermain di sebuah gajebo yang dibangun di atas air di depan rumahku. Main ngata-ngatain orang. Hahaha. Tak terasa hari sudah siang, ku ajak lagi Puji makan. Ia menolak, tapi kupaksa. Ku bawa sayur santan dan ikan goreng yang dimasak ibu ke gajebo. Lalu kami makan bersama.

Selesai makan, aku membawa piring-piring kotor kembali ke rumah. Setibanya aku di gajebo, Puji hilang. Aku kaget. Apa iya dia diculik orang? Atau kejebur ke kolam?? Kalau benar, terus nanti aku harus bilang apa sama ibunya? Aku kaget bercampur panik.

Belum penuh tingkat kepanikanku, Puji muncul dengan menenteng kantong plastik hitam. Ia baru saja datang dari warung membeli cemilan. Aku lega. Lalu ku ceritakan tentang kagetnya aku kehilangan dirinya. Ia tertawa, aku juga ikut tertawa. Kami tertawa sambil makan cemilan.

--to be continued--