Geng Kompor

Semasa kuliah ini saya banyak bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah, khususnya Kalimantan Barat. Ada yang dari daerah tanpa sinyal, daerah perbatasan Indonesia-Malaysia, sampai daerah-daerah yang mungkin nggak ada di dalem peta. Untungnya teman-teman saya di Geng Kompor, daerahnya masih dapat jatah muncul dalem peta.

Geng Kompor? Yep!

Pada postingan ini saya akan memperkenalkan teman-teman Geng Kompor. Mereka adalah orang-orang yang gak-bisa-gak-ngomporin kalo udah ketemu. Mereka adalah orang-orang yang ada-aja-yang-diomongin kalo ngeliat hal-hal yang aneh. Mereka adalah orang-orang yang mampu membalut ketakutan dan kekhawatiran dengan tawa. Mereka adalah orang-orang yang selalu memberi warna dalam kehidupan di kampus dan luar kampus. Dan yang pasti mereka adalah teman-teman terbaik yang saya miliki.

Kurang satu

Langsung aja, cekidot..

AGUS

AGUS

Kalo hanya dilihat dari nama depannya, dia dikira cowok. Tapi, berkat ada embel-embel “Maulidya” lagi, jadi keliatan kalo dia cewek. Dia berasal dari daerah yang sama dengan saya, Kota Ale-Ale, Ketapang. Di Ketapang, rumahnya gak jauh-jauh amat dari rumah saya, tapi saya tahu ada orang bernama Agus ini saat kuliah di kampus yang sama. Maafkan ketidakgaulan saya, gaes.

Jabatannya di Geng Kompor adalah penggerak ide jalan-jalan. Yep! Sebagian besar jalan-jalan bareng Geng Kompor berawal dari idenya. Sedikit bocoran, si Agus ini termasuk korban SUMO (Susah Move On). Bilangnya sih udah move on tapi semenjak putus, tweet-tweet dan status facebooknya galau terus. *kabuuuur*

JHENI

JHENI

Nama boleh kebule-bulean tapi tetep Indonesia banget. Jago ngomong pake bahasa Jawa karena emang dia keturunan Jawa tulen. Sama seperti Agus dan saya, si Jheni ini juga berasal dari Ketapang.

Jheni adalah anak yang paling berani di Geng Kompor. Jabatannya adalah pengambil keputusan akhir. Nah, jadi gini, di Geng Kompor, anak-anaknya fleksibel banget. Saking fleksibelnya setiap acara jalan-jalan nggak bisa nentuin kapan, dimana dan bagaimana. Misalnya gini…

“Eh, besok malem jalan, yuk.”

“Yuk, kemana??”

“Lo maunya kemana?”

“Gue terserah kemana aja.”

“Gue sama, gue ngikut aja.”

“Jadi, kemana?”

“Terserah, gue ngikut aja.”

Begitu seterusnya, sampai handphone lowbat.

“Yaudah, kita ke XXI !!!” Jawab Jheni yang jari tangannya mulai kram balesin BBM.

“Oke. Jam berapa?”

“Terserah. Gue ngikut aja.”

“Gue sama. Ikutan aja.”

“….”

Begitu lagi, sampai Jheni mengakhiri semuanya. Lagi dan lagi.

Satu lagi. Jheni adalah cewek yang setia. Semenjak awal kuliah sampai sekarang, pacarnya masih orang yang sama, meskipun nun jauh di mata (LDR, gaes..). Ya, kadang nakal dikit sih. Tapi, itu masih dalam batas yang wajar.

Vee

Vee

Dulu, sewaktu PPS, saya sekelompok dengan Vee. Dia cukup dikenal meskipun masih baru masuk karena kemiripannya dengan salah satu senior di kampus. Kemiripannya sama senior kayak pernah nginep bareng dalam satu rahim, gitu. Jadi, gak heran lagi kalo Vee adalah salah satu santapan manis para senior pas PPS dulu.

Jabatannya di Geng Kompor adalah pelopor makan-makan gratis. Hihi. Karena Vee adalah satu-satunya anggota Geng Kompor yang tinggal di Pontianak, rumahnya sering dijadiin tempat makan-makan gratis, panen buah-buahan, bikin rujak, dsb. Mama Vee baik banget. Pokoknya, kalo main kerumah Vee bisa ngurangin rasa kangen sama suasana rumah sendiri. 

Terakhir, Vee udah punya seseorang buat ngedampingin dia pas photo wisuda nanti. Suitsuit..

YUNITA

YUNITA

Yunita ini biasa saya panggil Unnie. Dalam bahasa Korea artinya kakak. Saya panggil Unnie bukan karena dia keturunan Korea, tapi karena dia satu tahun lebih tua dari saya dan paling banyak mantannya diantara anak-anak Geng Kompor yang lain. Hihi.

Soal percintaan dia paling jago. Pesonanya bisa bikin polisi yang lagi nilang gak jadi nilang, bisa bikin anak-anak SMA minta photo bareng, bahkan bisa bikin dosen yang lagi ngajar jadi gak fokus.

Jabatannya di Geng Kompor adalah pencetus ikutan-gak-ya. Hampir di setiap jalan-jalan bareng, dia bilang “ikutan gak, ya?”. Banyak pertimbangan yang ia pikirkan, seperti “Ntar kalo ketemu mantan gue gimana?” atau “Ntar kalo orang-orang pada ngeliatin gue terus gimana?”. Mungkiiiin.

SANI

SANI

Saya selalu teringat sama film Ben Joshua dan Bunga Citra Lestari yang judulnya “Cinta Pertama, Sunny” tiap kali nyebutin namanya. Sani juga berasal dari Ketapang, tapi di kecamatan. Jadi, lumayan jauh kalo dari Tugu Ale-Ale, simbol kota Ketapang.   

Jabatannya di Geng Kompor adalah bagian pemasaran. Semua yang berhubungan dengan jual-beli Sani yang turun tangan. Seperti tulisan-tulisan di blog ini contohnya, dia juga ngebantu nge-share ke teman-teman yang lain. Kadang juga ada dosen yang nitip barang dagangannya ke Sani untuk ditawarin ke warga kampus. Banyak yang mau beli kalo Sani yang jualan. Saking kuatnya aura jualan si Sani, dosen yang nitip barang dagangannya pun ikutan beli barang dagangannya sendiri.

Soal percintaan, dulu Sani punya pacar lebih dari satu. Tapi, Alhamdulillah sekarang udah insap. Anyway, hari ini,1 Juli 2014, Sani ulang tahun yang ke-21. Selamat ulang tahun, Sani.

May all your dreams come true. May every star of every night bring love 

and joy to you. Happy birthday for you. Everything is special, 

everything is lovely these are things wish you on your birthday. Amin..

Tulisan ini adalah salah satu hadiah untukmu, San.

SAYA

Teteup, BLOGGER. :))

Yup! Anggota terakhir Geng Kompor adalah saya sendiri. Cewek cantik nan unyu yang memiliki ketakutan berlebihan dengan wanita berambut pendek. Tapi, malah sering berurusan sama wanita dengan rambut pendek. Mulai dari penanggung jawab ujian dokter, pembimbing TA, sampai penguji TA. Ketiganya adalah wanita dengan rambut pendek.

Jadi, setiap kali bertemu, saya selalu menyembunyikan tangan saya yang gemetar disaku celana atau melipat tangan di belakang badan kayak orang upacara lagi istirahat di tempat.

Sampai saat ini saya masih berusaha untuk mengalahkan rasa takut itu dan pengin bilang sama ibu-ibu dengan rambut pendek itu, “Bu, panjangin rambutnya dong, pleaseeee…”

Mungkin dengan begitu saya jadi nggak takut lagi. Mungkiiiin.

Jabatan saya di Geng Kompor adalah seksi dokumentasi. Setiap momen-momen di kampus/luar kampus, akan saya abadikan dalam bentuk tulisan, foto, ataupun video. Karena hanya dengan mengabadikannyalah, saya dan teman-teman Geng Kompor dapat kembali lagi ke masa itu.

Terakhir, soal percintaan, saya single bukan jomblo. Arraso??

Sekian.

***

Menurut kalian, diantara anak-anak Geng Kompor, siapa yang paling absurd kelakuannya? Tulis di comment box, ya. Sini kiss dulu.

:*