Sabtu, 26 April 2014

Sudah.. Tunggulah Saja

Modelnya didatangkan langsung dari Korea Selatan

Setiap orang pasti memiliki sesuatu yang tidak disukai. Tidak disukai bukan berarti membenci. Misalnya, saya tidak suka di cuekin, bukan berarti saya benci sama orang yang cuekin saya. Atau misal, saya tidak suka sama orang yang bau ketek, bukan berarti saya benci sama orang yang keteknya bau atau benci sama setiap ketek di muka bumi ini. Bukan..

Untuk lanjut ke alinea berikutnya, kita samain persepsi dulu. Tidak suka berarti tidak benci. Tidak suka tidak sepenuhnya berasal dari hati. Tidak suka ada karena ketidakseimbangan antara waktu dan keadaan. Dan bukan karena kebencian.

Setuju? Oke lanjut..

Sekarang saya sedang mengalami ketidakseimbangan itu. Waktu di hilir, keadaan di hulu. Semacam Long Distance Relationship. Bedanya, nasib saya disini tidak bisa menghubungi. Ah, lebih tepatnya nggak berani menghubungi. Ya, saya memang pengecut, penakut, cupu, cemen, tapi tetap unyu ya.

Satu-satunya hal yang bisa saya lakukan adalah menunggu. Hal yang tidak saya sukai. Tetapi, dari dulu malah saya sering menjalani hal ini. Sedikit demi sedikit saya mulai terbiasa dengan keadaan seperti ini.

Mungkin nanti, menunggu bisa menjadi hobi saya. Misalnya saya mempunyai pacar seorang Letnan Angkatan Laut. Suatu hari Ia mendapat tugas untuk mengamankan Indonesia di daerah timur. Lalu terpisahlah saya oleh ribuan kilometer dan satu jam perbedaan waktu dengannya. Bertahun-tahun saya berharap kepulangannya. Menunggu, menunggu dan terus menunggu. Sampai tiba saatnya dia menyelesaikan tugas dan pulang. Saya malah nyuruh dia pergi jauh-jauh lagi. Dan saya akan menunggu lagi. Begitu seterusnya. Karena bagi saya, menunggu sudah mendarah daging.

Mungkin saja begitu. Mungkin, ya, mungkiiiiiinnnn…….

Untuk kalian yang selalu menunggu, tersenyum dan nikmati saja sampai saatnya kalian tidak dapat menunggu lagi. Ambil positifnya, menunggu mengajarkan kita menjadi pribadi yang sabar. Syupeeeerrrr…

Dan tenang aja, kalian nggak akan pernah kesepian, karena ada saya yang akan selalu menunggu.

Akhir kata,
Kembalilah, wahai dosen pembimbingku.

4 komentar:

  1. lagi di php ini dosen pembimbing nih ya? haha. nasib mahasiswi tingkat akhir. duh, gua jg nanti bakal ngalamin. kudu sabar nunggu deh

    BalasHapus
  2. Menunggu yg udah jelas pasti dateng sih oke-oke aja. Nah, kalau yg ditunggu ga ada kejelasannya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untungnya saya menunggu yang udah jelas pasti dateng. Untuuuungg~

      Hapus

Mohon kritik, saran, dan kasih sayangnya teman - teman :D