Jumat, 29 Maret 2013

Karena Langsat Malem itu...

kosong

Selamat malam semua, kembali lagi bersama gue cewek paling cantik seantera blogger dan jomblo celalu. Yup, untuk mempersingkat waktu, mari kita bercerita, cerita bersama unyukk.. cihuy..

Seminggu yang lalu gue ngebet banget pengen makan langsat. Tapi sekarang jujur gue juga masih mau nerima sih kalo ada yang ngasih sekarang, tentunya gratis. Karena keinginan tersebut gue dan teman sekontrakan gue, sebut saja dia Eonni, pergi ke depan komplek sekedar mencari langsat, yang manis dan paling............ murah.


Dari komplek, gue dan Eonni belok ke arah kiri, sambil melirik ke kanan dan ke kiri terlihatlah tulisan “LANGSAT PUNGGUR”. Dengan cepat kita berhenti tepat di depan penjual. Disini, penjualnya tampak semacam keluarga bahagia banget, suami-istri dengan satu anak yang lagi nangis manja sambil digendong ibunya dan si ayah yang sedang membelai rambut si anak mencoba membujuknya. Dan..

Gue : “Pak, sekilo berapa?”
Penjual : “12.000 dek” Jawab si bapak yang kemudian menghentikan belaiannya pada si anak.

Dengan kode ala-ala film Detektif Conan, gue dan Eonni berdiskusi, kemudian..

Eonni : Bukannya kemaren 3 kilo 20.000 pak?
Penjual : Itu kemaren dek, sekarang ya sekarang dong.
Eonni : Oh, okeh pak kita beliiiii.......kapan-kapan~

Bapak penjual mulai tidak menghiraukan kami dan memalingkan wajahnya ke ibu sebelah, pembeli baru yang kelihatannya lebih niat buat beli. Alasan gue dan Eonni gak jadi beli sederhana sih, itu demi kelangsungan hidup satu bulan kedepan. Hemat cyiiiin..

Oke tawar penawar session pertama gagal. Gue dan Eonni kembali berbalik ke arah kanan, kelihatannya lebih banyak yang jualan di arah sana. Dengan mengendarai motor secepat tokek, Eonni sibuk memperhatikan kiri-kanan dan gue tetap fokus ngeliatin ke depan, secara gue yang ngebonceng.

Satu, dua, tiga.... penjual langsat terlewati, alasannya simple, karena mereka jualan dari arah berseberangan jalan, karena gue lebih terbiasa naik odong-odong, jadi agak takut kalo naik motor dan tiba-tiba nyebrang gitu aja. Gue trauma, soalnya gue pernah ditikung dari belakang, ceritanya gini, etapi udah ah, forget it.
Lanjut...
Kemudian agak maju gue menemukan penjual langsat, kembali bertuliskan “LANGSAT PUNGGUR” gue langsung berbelok dan mulai untuk tawar menawar session kedua, semoga ini berhasil.

Kali ini gue yang beraksi, Eonni cuma sebagai pengamat, ala-ala Roy Suryo gitu, kali aja yang dijual cuman langsat hasil manipulasi photoshop. Di penjual yang satu ini terlihat seorang bapak dan pria...tampan, ganteng, imut dan keriting. Tiba-tiba gue keingat mantan yang sekarang lagi merantau di Eropa, yup Harry Style. Dan dengan cantik nan imut, gue pun bertanya..

Gue : “Berapa sekilo, abang?” tanya gue mendesah
Bapak: "10.000 dek" jawab si bapak yang seakan gue nanya dia

Gue kembali berkoderia sama Eonni, dan Eonni agak menjelerkan lidahnya, menandakan beli..beliii..beliiiiii...

Gue : Beli dua kilo bang, etapi satu setengah kilo aja deh..

Kemudian bapak itu seakan berkode juga dengan si Harry Style KW dan dia terlihat sibuk memasukkan langsat ke dalam kantong dengan menggunakan alat dapur semacam mangkuk. Dan..

Harry : nggak dua kilo sekalian mba?
Gue : ah bebeb, segitu aja, irit beb” jawab gue sambil memberikan sehelai uang senilai 20.000
Harry : *Menggambil uang sambil* “kalau mau kembaliannya boleh tukeran nomer hape nggak nih?
Gue : “ngangungangungangu” jawab gue belagak cantik, padahal emang cantik.
Harry : *Melepas senyum manis* *dan berlalu...*

Saat itu yang kebayang dipikiran gue adalah “Dia joget-joget kecil sambil nyanyi What Makes You Beautiful”. Gue hanyut, tenggelam, dan lebay. Dan tanpa gue sadari gue udah di rumah aja. Benar-benar hipnotis ini. Aih.....

Setelah di rumah, tanpa sadar gue dan Eonni nggak mencicipi sedikitpun langsat itu, nggak nawar, dan gak nanya manis atau nggak, sumpah itu langsat asem sebagian, ini kitanya yang bego atau penjualnya sih?? Tapi semakin mau habis, langsat yang asem menjadi semakin manis......karena laper.

Malam berikutnya gue dan Eonni mau beli lagi, disitu dan ternyata udah gak ada apa-apa lagi, gelap gulita, mungkin karena udah abis dan bukan musim langsat lagi. Jadi sekarang gimana kalau gue mau lihat Harry Style lagi, si abang penjual langsat. Setiap kali lewat jalan itu, tak pernah terlihat abang itu lagi. Terkadang ada yang jualan buah lain selain langsat tapi itu bukan dia. Dari itu gue berpikir jangan-jangan dia beneran Harry Style yang lagi nyamar jadi penjual langsat, coba kemaren gue ajak photo bareng. Aih telatkan.

Tapi...

Karena langsat malem itu, gue bisa melihat Harry Style secara live, walaupun KW.
Karena langsat malem itu, yang asem bisa jadi manis.
Karena langsat malem itu, gue jadi suka langsat.
Dan karena langsat malem itu, lebay gue menjadi-jadi.

Iya, gue tau gue lebay dan cantik.

Yup cukup sekian cerita soal Langsat, tetaplah bercerita bersama unyukk dan put your comment nyuuuukkkkk. Terima kasih :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon kritik, saran, dan kasih sayangnya teman - teman :D